DETIKBABEL.COM, PANGKALPINANG — Suasana sore di Kelurahan Air Itam, Kecamatan Bukit Intan, Kota Pangkalpinang, Minggu (10/8/2025), berubah menjadi pesta rakyat penuh warna. Ratusan warga tumpah ruah di lapangan terbuka, menikmati hiburan, lomba, dan pertunjukan budaya yang memadukan keceriaan dengan nilai-nilai kearifan lokal. Senin (11/8/2025).
Salah satu penampilan yang paling menyedot perhatian adalah atraksi Reog Singo Manggolo. Dengan gerak lincah para penari, iringan musik gamelan, dan topeng barongan raksasa yang khas, kesenian asal Ponorogo ini berhasil memukau penonton.
Sorak-sorai warga terdengar setiap kali atraksi menegangkan diperagakan di depan mereka.
Di tengah kemeriahan, kehadiran Calon Wali Kota Pangkalpinang nomor urut 3, Saparudin — yang akrab disapa Prof Udin — menjadi pusat perhatian.
Mengenakan pakaian santai namun rapi, ia terlihat berbaur dengan warga, sesekali bercengkerama dan berfoto bersama.
Dalam sambutannya, Prof Udin tak bisa menyembunyikan rasa bangga dan harunya melihat antusiasme masyarakat Air Itam.
“Saya sangat terkejut sekaligus terharu melihat semangat warga di sini. Ternyata masyarakat Air Itam sangat mencintai kesenian reog. Saya pribadi merasa dekat dengan kesenian ini, karena seni tradisi adalah jati diri bangsa,” ujarnya.
Prof Udin menegaskan, jika mendapat amanah memimpin Pangkalpinang, ia akan memberi ruang besar bagi kesenian nusantara, mulai dari reog, kuda lumping, barongsai, hingga tari-tarian daerah.
Menurutnya, budaya adalah magnet utama yang menarik wisatawan untuk datang.
“Wisatawan datang ke Indonesia karena budayanya yang unik. Seni-seni seperti ini harus kita jaga, kita tampilkan secara rutin, dan menjadi bagian dari identitas Pangkalpinang,” tegasnya, disambut tepuk tangan meriah warga.
Ahmad Fauzi, Ketua Paguyuban Seni Reog Singo Manggolo, menyampaikan rasa terima kasihnya atas perhatian Prof Udin.
Ia mengaku kehadiran tokoh yang peduli budaya memberi semangat baru bagi para pelaku seni.
“Semangat kami semakin besar untuk terus melestarikan reog. Harapan kami, kesenian ini bisa tampil lebih sering dalam acara resmi maupun pesta rakyat,” kata Fauzi.
Pesta rakyat ini tak hanya diisi pertunjukan seni, tetapi juga berbagai lomba olahraga, tarian khas Ponorogo, senam Bedincak, dan panggung hiburan yang menghadirkan nuansa gembira.
Puncaknya, panitia menyerahkan trofi kepada para pemenang lomba voli, menambah semangat kebersamaan di antara warga.
Malam mulai turun, namun suasana hangat tetap terasa. Tawa, tepuk tangan, dan irama musik masih terdengar, menjadi penanda bahwa masyarakat Air Itam bukan hanya menikmati hiburan, tapi juga meneguhkan tekad untuk menjaga budaya yang diwariskan leluhur.
Di mata Prof Udin, inilah bukti bahwa budaya bukan sekadar pertunjukan, melainkan denyut nadi yang menyatukan masyarakat dan memperkaya jiwa kota Pangkalpinang. (KBO Babel)