Caption: Husni PLt Ketua PWI Bangka Barat
DETIKBABEL.COM, MENTOK – Plt Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Bangka Barat, Husni, angkat bicara soal isu keterlibatan oknum wartawan dalam aktivitas tambang timah ilegal di laut Teluk Inggris, Kecamatan Mentok. Minggu (6/7/2028).
Dengan tegas, ia mendukung penuh langkah Sat Polair Polres Bangka Barat untuk membongkar siapa saja yang menjadi dalang di balik maraknya tambang ilegal, termasuk jika pelakunya berasal dari kalangan pers.
“Kita dukung upaya Polisi, bongkar saja. Jangan hanya berani menyebut, tapi ungkap siapa oknum wartawan itu. Saya akan terus pantau dan tunggu perkembangan kasus ini,” kata Husni kepada awak media, Sabtu (6/7/2025).
Husni menilai bahwa keterlibatan wartawan dalam membekingi tambang ilegal adalah bentuk pelanggaran berat terhadap profesi jurnalis dan jelas masuk dalam ranah hukum pidana.
Ia menegaskan bahwa perlindungan Undang-Undang Pers hanya berlaku saat wartawan menjalankan tugas jurnalistik seperti peliputan dan penulisan berita. Namun, jika ada yang ikut bermain dalam tambang ilegal, maka itu bukan lagi domain pers.
“Kalau dalam peliputan dihalangi, atau berita dipersoalkan, itu bisa masuk ke ranah UU Pers. Tapi kalau membeking tambang ilegal, itu pidana murni, tidak ada urusannya dengan kode etik atau kebebasan pers,” tegasnya.
Lebih lanjut, ia mengajak seluruh insan pers, khususnya anggota PWI di Bangka Barat, untuk menjaga marwah profesi wartawan. Ia berharap tidak ada lagi yang menjual profesi demi keuntungan pribadi apalagi dengan cara melanggar hukum.
“Kalau memang sudah tidak sanggup menjalani profesi dengan integritas, lebih baik mundur saja dari dunia kewartawanan. Jangan rusak nama baik profesi ini yang selama ini kita perjuangkan,” ujarnya.
Husni juga menyoroti pentingnya peran wartawan dalam mendorong pembangunan dan kesejahteraan masyarakat.
Ia mendorong agar pers menjadi mitra kritis sekaligus solutif bagi pemerintah daerah, aparat penegak hukum, hingga pelaku usaha dalam menyelesaikan persoalan masyarakat.
“Pers itu harus bisa gandeng mitra, baik itu pemerintah, polisi, TNI, pengusaha, maupun Forkopimda. Kita diskusi, cari solusi bagaimana daerah ini bisa maju. Sekarang kondisi ekonomi masyarakat sedang sulit, daya beli turun, orang susah cari uang, jadi jangan tambah beban,” jelas Husni.
Ia pun mengingatkan bahwa jurnalis bukan malaikat yang suci, tapi juga bukan pelaku kriminal yang bebas berkedok profesi. “Kita itu fleksibel, jangan sok suci, tapi juga jangan main belakang. Ingat, profesi ini mulia, dan harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab,” pungkasnya.
Pernyataan tegas dari Husni ini diharapkan menjadi alarm bagi semua pihak agar tidak mencederai profesi wartawan demi kepentingan ilegal.
Terlebih, tambang ilegal telah lama menjadi persoalan serius yang merusak lingkungan dan melemahkan ekonomi masyarakat pesisir. (Sumber: Polres Bangka Barat, Editor:KBO Babel)