Jemaah Tua Tunu: Prof Udin Hadirkan Budaya Pemimpin yang Mau Mendengar Rakyat

Advertisements
Advertisements

DETIKBABEL.COM, PANGKALPINANG – Suasana hangat dan penuh keakraban menyelimuti halaman Masjid Jami’ Pinang Raya, Kelurahan Tua Tunu, Kecamatan Gerunggang, Kota Pangkalpinang, usai salat Jumat, Jumat (18/07/2025). Warga tampak antusias menyambut kehadiran Saparudin atau yang akrab disapa Prof Udin, yang hari itu didaulat menjadi khatib salat Jumat. Sabtu (19/7/2025).

Tidak sekadar memberikan khutbah, Prof Udin memanfaatkan momen tersebut untuk bersilaturahmi dan berdialog langsung dengan para jemaah dan warga sekitar. Dengan ramah, ia menyapa satu per satu jemaah, mendengarkan dengan seksama setiap keluhan, masukan, maupun harapan yang disampaikan.

“Kami merasa senang karena Prof Udin datang langsung ke tengah-tengah kami. Ini bukan hanya soal politik, tapi soal kepedulian. Beliau mau mendengarkan apa yang menjadi keluhan warga,” ujar Yusron Malik, salah satu jemaah yang hadir.

Yusron menambahkan bahwa kehadiran seorang tokoh yang mau turun langsung dan berkomunikasi dengan masyarakat sangat langka. Ia menilai, pendekatan seperti ini mencerminkan budaya kepemimpinan yang berpihak kepada rakyat.

Dalam dialog santai usai salat Jumat itu, warga menyampaikan berbagai aspirasi, mulai dari perbaikan infrastruktur lingkungan, peningkatan akses pendidikan, hingga perhatian terhadap pemberdayaan generasi muda di wilayah Tua Tunu.

Mereka berharap, pemimpin ke depan bukan hanya muncul saat musim kampanye, tapi hadir secara nyata di tengah masyarakat.

Kalau komunikasi seperti ini bisa dilakukan secara rutin, kami warga tidak akan merasa ditinggalkan. Kami butuh pemimpin yang benar-benar dekat dan memahami apa yang kami alami,” imbuh Yusron.

Menanggapi hal tersebut, Prof Udin menyampaikan rasa terima kasih atas sambutan hangat dan masukan dari warga. Ia menegaskan bahwa pendekatan langsung kepada masyarakat adalah komitmen pribadinya dalam membangun Pangkalpinang yang lebih partisipatif dan manusiawi.

Silaturahmi ini penting. Kami ingin tahu betul apa yang dibutuhkan masyarakat, bukan hanya dari data atas meja, tapi dari suara warga langsung,” ujar Prof Udin.

Menurutnya, pembangunan yang berkelanjutan tidak bisa hanya berbasis statistik, melainkan juga harus didasarkan pada realita di lapangan dan aspirasi masyarakat yang merasakan langsung dampak kebijakan.

Prof Udin juga menyebut bahwa keberpihakan pada rakyat bukan hanya jargon, tapi harus diwujudkan melalui tindakan nyata dan komunikasi dua arah yang berkelanjutan.

Dengan gaya komunikasi yang membumi dan dialog yang terbuka, Prof Udin semakin menunjukkan karakter kepemimpinan yang inklusif—pemimpin yang hadir, mendengar, dan mau belajar dari rakyatnya sendiri.

Warga pun berharap, budaya pemimpin yang menyatu dengan masyarakat ini bisa menjadi awal dari perubahan baru di Pangkalpinang, menuju kota yang lebih adil, manusiawi, dan berkemajuan. (KBO Babel)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *