Jakarta – Pengamat politik yang juga Direktur Eksekutif Indo Barometer, M. Qodari, mengungkapkan pandangannya terkait potensi Gibran Rakabuming Raka sebagai calon ketua umum Partai Golkar. Dalam pernyataannya, Qodari menyatakan bahwa Gibran memiliki peluang yang besar untuk memimpin partai tersebut dalam waktu dekat. Alasan di balik pandangan Qodari ini pun menjadi perhatian, terutama di tengah dinamika politik yang sedang berkembang di Indonesia. Rabu (13/3/2024).
Menurut Qodari, potensi kepemimpinan Gibran sebagai ketua umum Golkar dipengaruhi oleh beberapa faktor kunci. Pertama-tama, adalah kedudukan Gibran sebagai Wakil Presiden yang akan segera dilantik pada bulan Oktober 2024.
Jabatan ini memberikan posisi strategis bagi Gibran, menjadikannya tokoh penting dalam struktur pemerintahan. Seiring dengan itu, karakteristik Partai Golkar yang cenderung menjadi bagian dari pemerintahan membuat Gibran menjadi kandidat yang semakin menonjol.
Qodari menggarisbawahi bahwa Partai Golkar memiliki sejarah yang kuat sebagai partai pemerintah. Hal ini tercermin dari pengalaman Jusuf Kalla, wakil presiden sekaligus ketua umum Golkar pada masa lalu.
Melihat hal ini, Qodari meyakini bahwa kehadiran Gibran sebagai tokoh muda yang juga menduduki jabatan wakil presiden akan sejalan dengan orientasi Partai Golkar yang selalu menginginkan kedekatan dengan pemerintahan.
Alasan kedua yang diungkapkan oleh Qodari adalah kebutuhan Partai Golkar untuk lebih mengakomodasi pemilih muda.
Menurutnya, pemilih muda menjadi segmen yang semakin penting dalam dunia politik saat ini. Oleh karena itu, Golkar haruslah dipimpin oleh sosok yang mampu mewakili aspirasi generasi muda.
Dalam hal ini, kehadiran Gibran sebagai tokoh muda yang potensial menjadi pemimpin Golkar menjadi sebuah pilihan yang menarik.
Qodari menegaskan bahwa Golkar harus bertransformasi menjadi partai yang lebih terbuka terhadap pemuda, dan memunculkan tokoh-tokoh muda yang dapat menjadi inspirasi.
Dengan demikian, kehadiran Gibran di kancah politik sebagai calon ketua umum Golkar memberikan kesempatan baru bagi partai ini untuk menjangkau pemilih muda dan memperkuat basis elektoralnya.
Lebih jauh, Qodari menyoroti dominasi pasangan Prabowo-Gibran di kalangan pemilih muda selama Pilpres 2024.
Hal ini menjadi indikasi kuat bahwa kehadiran Gibran dalam struktur kepemimpinan Golkar dapat membawa dampak positif dalam menarik dukungan pemilih muda bagi partai tersebut.
Dengan demikian, pandangan Qodari mengenai potensi Gibran Rakabuming Raka sebagai calon ketua umum Golkar memberikan perspektif yang menarik dalam dinamika politik Indonesia.
Ke depannya, akan menjadi hal yang menarik untuk diamati bagaimana peran Gibran dalam transformasi dan perkembangan Partai Golkar, serta dampaknya terhadap panggung politik nasional. (Lapor Pak)