DETIKBABEL.COM, Jakarta — Dalam suasana hangat penuh keharuan, **Seni Aksi Internasional Indonesia (International Action Art Indonesia)** menggelar acara **“Malam Peringatan dan Pertukaran Budaya” pada *1 Oktober* lalu. Acara ini menjadi momentum istimewa yang tidak hanya memperingati sosok-sosok terkasih yang telah berpulang, tetapi juga menandai babak baru dalam kepemimpinan dan arah kebudayaan organisasi tersebut. Minggu (5/10/2025).
Malam peringatan ini dihadiri oleh sejumlah tokoh budaya, seniman, dan perwakilan komunitas seni dari berbagai wilayah.
Dengan tema *“Menghormati Kenangan, Menyemai Harapan”*, suasana terasa begitu intim. Para tamu diundang membawa foto orang-orang terkasih yang telah tiada, yang kemudian diubah menjadi *sketsa seni* oleh para seniman profesional.
Momen tersebut menghadirkan nuansa reflektif — menghadirkan seni sebagai medium penyembuhan, penghormatan, dan persatuan.
Presiden Seni Aksi Internasional Indonesia, *H.S.H. Muhammad Jeseus Chrishna*, turut mempersembahkan penghormatan khusus kepada *mendiang Putri Donna Margaret*, ibunda beliau, yang dikenal sebagai “Mutiara dari Irlandia Utara.”
Dalam sambutannya, Chrishna menyampaikan bahwa acara ini bukan sekadar mengenang, tetapi juga **merayakan warisan kasih dan inspirasi** yang ditinggalkan oleh mereka yang telah berpulang.
“Melalui seni dan kolaborasi lintas budaya, kita belajar bahwa kehilangan dapat menjadi sumber kekuatan, dan kenangan menjadi jembatan menuju masa depan yang lebih berbelas kasih,” ujarnya.
Selain momen peringatan, malam itu juga menjadi *onggak penting bagi organisasi* karena disertai dengan *penyambutan resmi anggota Dewan Eksekutif baru.*
Ucapan selamat dan apresiasi diberikan kepada *Yang Mulia Ully Sigar Rusady*, yang dikenal luas sebagai *Pahlawan Budaya dan Ratu Hati*, kini resmi bergabung sebagai anggota Dewan Eksekutif.
Sementara itu, *Dr. Maya Rusady* dipercaya menjabat sebagai *Wakil Presiden*, membawa visi baru bagi organisasi melalui pemahaman mendalamnya terhadap *“cetak biru” program budaya dan sosial* yang berkelanjutan.
Dalam presentasinya, *Mr. Chrishna* memperkenalkan **Blueprint for Cultural Sustainability**, rancangan strategis yang memadukan *penguatan jejaring budaya* dengan *model pendanaan berkelanjutan* untuk mendukung para seniman dan mitra komunitas di seluruh dunia.
Ia menekankan bahwa pendekatan ini akan menjadi dasar bagi Seni Aksi Internasional Indonesia untuk berkembang tanpa kehilangan semangat kemanusiaan dan solidaritas.
“Hal-hal besar dapat terjadi dari kebijaksanaan dan komitmen. Dan malam ini, kita memulainya bersama,” ungkapnya optimistis.
Acara kemudian ditutup dengan *penyerahan sertifikat kehormatan*, diikuti dengan *jamuan makan bersama* sebagai simbol persaudaraan.
Suasana penuh rasa syukur dan persatuan menandai akhir malam yang tidak hanya berisi kenangan, tetapi juga *janji akan masa depan budaya yang lebih cerah dan inklusif.*
Melalui peringatan, seni, dan kebersamaan, *Seni Aksi Internasional Indonesia* menegaskan komitmennya untuk terus menjadi wadah yang menyatukan jiwa-jiwa kreatif dari berbagai latar belakang, demi membangun dunia yang lebih berempati dan berbudaya. (Sunarto/KBO Babel)