Bangka-Belitung – Minat masyarakat di Kepulauan Bangka Belitung terhadap pekerjaan di sektor tambang masih tinggi, yang menyebabkan perkembangan sektor pertanian perkebunan yang berkaitan dengan pangan menjadi terhambat. Fenomena ini mencerminkan tantangan yang dihadapi dalam mengembangkan pertanian dan pertumbuhan pangan di daerah ini.
Sektor pertambangan di Bangka Belitung terus menarik minat pekerja karena keuntungan yang bisa diperoleh relatif lebih cepat, tanpa perlu menunggu waktu yang lama. Hasil tambang, terutama timah yang menjadi komoditas utama di daerah ini, dapat memberikan penghasilan yang lebih cepat dibandingkan dengan pertanian yang memerlukan proses yang lebih panjang mulai dari persiapan lahan hingga panen.
Deputi Kepala Bank Indonesia Bangka Belitung, Agus Taufik, menjelaskan bahwa pertanian yang berkaitan dengan produksi pangan seperti beras memerlukan waktu yang lebih lama dan perawatan yang intensif sebelum bisa menghasilkan. Faktor cuaca, seperti kemarau dan fenomena El Nino, juga berdampak pada produksi pangan di daerah ini.
Beberapa komoditas pangan, seperti beras, bawang, dan cabai, masih menjadi penyumbang inflasi di Kepulauan Bangka Belitung. Agus Taufik mencatat bahwa produksi pertanian pangan seperti beras, bawang, dan cabai sudah beberapa kali panen. Namun, untuk menjaga keberlanjutan produksi dan memperluasnya, peran masyarakat sangat penting.
Agus Taufik menyatakan bahwa dengan adanya alternatif pekerjaan yang lebih menjanjikan selain di sektor pangan, masyarakat mungkin akan cenderung memilih yang lain. Inisiatif untuk meningkatkan produksi pangan harus melibatkan partisipasi aktif dari masyarakat, terutama kelompok tani.
Menurut data prakiraan neraca domestik bulanan yang dirilis oleh Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan pada Mei 2023, beberapa komoditas pangan masih belum mencukupi kebutuhan daerah. Defisit paling besar terjadi pada komoditas beras, dengan produksi yang mencapai hanya 30.009 ton sementara kebutuhan mencapai 175.588 ton. Hal serupa terjadi pada komoditas seperti kedelai, bawang putih, gula pasir, dan minyak goreng.
Dalam menghadapi tantangan ini, perlu langkah-langkah konkret untuk mendorong pertumbuhan sektor pertanian dan perkebunan, serta memotivasi masyarakat untuk berperan aktif dalam produksi pangan. Pemerintah daerah, bersama dengan pemangku kepentingan terkait, perlu mengembangkan strategi yang dapat meningkatkan daya saing pertanian, memitigasi risiko cuaca, dan meningkatkan efisiensi produksi untuk mencapai kemandirian pangan di Bangka Belitung.
Dengan demikian, Bangka Belitung dapat memanfaatkan potensi alamnya yang subur dan beragam untuk mencapai keseimbangan antara sektor tambang yang menggiurkan dan keberlanjutan sektor pertanian yang sangat penting bagi pangan dan perekonomian daerah. (Sumber : Kompas, Editor: KBO Babel)
Comment