Detikbabel.com, Bangka Belitung — Ketua Karang Taruna Provinsi Bangka Belitung, Haidir Asnan, bersama jajaran pengurus melakukan kunjungan ke Universitas Bangka Belitung (UBB) sebagai langkah awal membangun sinergi dalam kerja sama budidaya tanaman nilam (Pogostemon cablin). Kamis (25/9/2025).
Dalam kunjungan tersebut, hadir pula perwakilan Persatuan Insinyur Indonesia (PII) yang turut memberikan dukungan serta masukan dalam pengembangan program ini. Kehadiran unsur pemuda, akademisi, dan profesional teknik ini menjadi momentum penting dalam menyatukan gagasan pemberdayaan masyarakat berbasis pertanian industri.
Usulan kerja sama yang disampaikan Karang Taruna ini mendapat sambutan positif dari UBB. Rektor UBB sekaligus Pembina Karang Taruna Provinsi Babel, Prof. Ibrahim, menegaskan dukungannya. Menurutnya, perguruan tinggi memiliki kewajiban moral untuk membuka ruang inovasi pertanian yang berdampak nyata bagi masyarakat. “UBB siap memfasilitasi riset, menyediakan tenaga ahli, dan melibatkan mahasiswa pertanian serta industri dalam program ini. Kolaborasi ini bukan hanya menguatkan aspek pendidikan, tetapi juga memberikan nilai tambah ekonomi,” ujarnya.
Haidir Asnan menilai sinergi ini akan menjadi sarana pemberdayaan petani sekaligus peningkatan kapasitas pemuda. “Dengan dukungan teknologi dan pengetahuan yang dimiliki UBB, petani dapat mengelola budidaya nilam lebih efektif, menghasilkan minyak atsiri berkualitas, dan memperoleh nilai ekonomi yang signifikan. Kami ingin Karang Taruna menjadi bagian dari solusi pembangunan daerah berbasis pertanian industri,” ungkapnya.
Sementara itu, perwakilan Persatuan Insinyur Indonesia (PII), Deddy H, menekankan pentingnya aspek kelembagaan agar kerja sama ini berjalan berkesinambungan. Ia mendorong adanya legalitas berupa payung hukum yang jelas, termasuk pembentukan koperasi petani sebagai wadah pengelolaan dan distribusi hasil penyulingan. “Koperasi akan menjadi motor agar tata kelola bisnis minyak nilam transparan dan memiliki kepastian hukum,” tegasnya.
Kerja sama ini mencakup beberapa ruang lingkup:
– Riset akademik dan inovasi penyulingan minyak nilam,
– Penyediaan bibit unggul dan teknik pembibitan,
– Pembangunan unit penyulingan skala lokal,
– Pembentukan sebuah wadah ekonomi bersama,
– Serta pelatihan bagi petani terkait manajemen budidaya dan literasi usaha.
Tanaman nilam sendiri dikenal sebagai komoditas unggulan bernilai ekspor. Minyak atsirinya menjadi bahan baku parfum, kosmetik, hingga aromaterapi. Nilam tumbuh baik di tanah gembur dengan pH 5,5–7, dan panen pertama bisa dilakukan pada usia 4–6 bulan setelah tanam, dengan potensi produksi minyak 2,5–5 % dari bobot daun kering.
Dengan terjalinnya sinergi antara Karang Taruna Babel, UBB, dan PII, program ini diharapkan mampu meningkatkan kapasitas ekonomi masyarakat sekaligus memperkaya pengalaman mahasiswa dalam penelitian aplikatif. Sinergi ini menjadi contoh nyata kolaborasi pendidikan, penelitian, dan industri pertanian yang berakar pada masyarakat lokal, serta berpotensi menjadikan Babel sebagai salah satu pusat produksi minyak nilam di Indonesia. (Red/*)