Imajinasi Dari Sudut Stasiun; Menunggu Kereta Pilpres 2024 Berpacu

DETIKBABEL,COM.RUANGOPINI – Kedekatan Prabowo-Muhaimin dan munculnya sinyal dukungan Presiden Jokowi terhadap Ganjar Pranowo dan Erick Thohir melalui Car Free Day (CFD) bersejarah, Minggu (8/8:2022) kemarin, membuat peta Pilpres semakin menarik disimak.

Saat ini, saya sedang berimajinasi dengan menempatkan posisi menjadi pemerhati stasiun.
Walau kadang imajinasi itu, melambung dan meliuk kemana-mana saya tetap berusaha untuk kembali menapakkan kaki mengikuti gravitasi.

Stasiun mulai dipenuhi warna dari sosok-sosok yang berseliweran, pintu gerbong terbuka menunggu para penumpang yang telah memiliki tiket menuju ujung lintasan Pilpres 2024.

Dengan adanya sinyal Ganjar Pranowo bergandengan tangan dengan Erick Tohir akan menjadi sesuatu yang menarik, jika memang sudah ada tiket yang dibooking.

Lalu siapa lagi penumpang yang bisa masuk gerbong kereta sebelah, semakin membuat penasaran dan keingin tahuan makin besar.

Gus Muhaimin dalam satu kesempatan awal telah mengajak Anies Baswedan menjadi ‘tamu istimewa’ pada gerbong yang sudah dibooking, namun baru bayar booking fee.
Karena untuk dapat membayar secara penuh, Gus Muhaimin masih butuh tambahan dari pemilik modal (partai lain).

Di sisi lain, Gus Muhaimin juga ada teman yang sudah booking tiket, yakni Prabowo Subianto.
Jika bukti booking tiket mereka disatukan, mereka sudah bisa mendapatkan boarding pass untuk masuk satu gerbong bersama.
Gerbong ini bisa menjadi alternatif yang memiliki dapur pacu luar biasa, walau tidak selaju kereta cepat, tapi jika pasokan daya cukup serta kerja serius keduanya, kereta Prabowo-Muhaimin ini bisa menjadi kereta listrik yang memiliki akselarasi mantap.

Bagaimana dengan pemilik lintasan kereta dari Jawa Barat, Ridwan Kamil?
Nah ini menjadi seru untuk menonton kereta lewat di depan stasiun Kereta.
Kereta Solo Balapan – Sumatera akan beradu laju dengan Kereta Solo Balapan – Stasiun Bandung.
Menarik untuk di lihat juga, apakah kereta itu berangkat dari Bandung menuju Jakarta atau hanya bisa di seputara Jawa Barat, mengingat untuk bisa menuju Jakarta, Ridwan Kamil tidak cukup hanya memiliki lintasan saja, tapi harus mencari gerbong yang akan dinaiki.
Dan sampai saat ini, itu belum terlihat.

Eit Tunggu dulu, ada satu gerbong kereta berwarna merah.
Kereta ini boleh disebut sebagai Kereta Kencana, karena sudah berhiaskan pernak-pernik yang cantik dan bisa bergerak di lintasan sendiri.
Tapi ada keraguan pada kemampuan masinisnya, maklum masinisnya perempuan dan selama ini dianggap belum memiliki kemampuan akselarasi dan manuver yang mumpuni.

Namun jika Si Masinis perempuan ini mendapatkan gandengan Wakil Masinis yang berpengalaman, bisa jadi kekurangan itu bisa tertutupi.
Sebelumnya marak juga info, untuk mengajak seorang Masinis Tua berpengalaman dengan Bintang Tiga di pundak.
Tapi apakah Masinis Bintang Tiga ini mau jadi wakil Si Masinis Perempuan?
Apalagi Si Masinis Bintang Tiga sudah dua kali berpengalaman menjajal lintasan yang ada, walau belum berhasil jadi pemenang, tapi paling tidak beliau sudah hafal jalur lintasan tersebut.

Wow, itu siapa yang berada di sana?
Masuk stasiun tanpa ada tiket sama sekali, namun banyak yang meyakini dia bisa ikut salah satu gerbong.
Tapi benar juga, gaya flamboyan dan kharisma yang penuh pesona telah menarik hati sedikitnya dua pemilik tiket.
Sosok yang sebentar lagi menyerahkan Stasiun Ibukota itu, ramai disebut-sebut akan berpasangan dengan seorang Prajurit Muda yang juga sudah booking tiket di awal.
Jika keduanya bergabung dan dua pemilik tiket di atas ikut mendukung, sepertinya akan menjadi salah satu gerbong yang cepat dan berpotensi bisa menyentuh garis finish tercepat.

Wawwwwww… imajinasi ini semakin liar meliuk tanpa kendali.
BUKAN berarti saya menjadi pengikut Rocky Gerung walaupun saya penggemar berat Master Dungu yang satu ini.

Berbicara dalam Kedunguan adalah Natural Speaker ‘that’ i have seen’ jadi negeri ini sebetulnya akan lebih menarik Jika Rocky Gerung yang menjadi Presidennya.
Sayang beliau tidak berminat mengarah kesana. Tapi apakah sebetulnya karena memang tidak ada ketertarikan atau karena merasa Pasti Kalah.
Hehe… Yang pasti tidak mungkin juga.

Politik memang Indah seindah Terang Bulan di Pengasingan Bung Karno di Prodeo Hotel Menumbing Bangka Barat tapi jika salah melangkah, menganalisa dan memilih strategi politik akan menjadi Ketam Batu yang hanya enak di buat Gudo Gudo Ketam saat Camping dan kita kehabisan makanan.

Tapi biarlah, yang penting imajinasi saya terbebaskan.
Melayang, meliuk dan berpendar kemana-mana.
Apakah ini bentuk minat yang tidak tersampaikan atau harapan yang tersuruk dalam sudut hati?

LAKOPADE Krio Panting Putus Bedenting Cupak Gantang Dak Berubah dan PONDOK TUAS itu PROLETAR

*Penulis merupakan pengamat media, budaya dan politik

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed