DETIKBABEL.COM, Bangka Belitung — Di tengah meningkatnya kebutuhan hunian modern, Foss Group hadir dengan gagasan baru yang dinilai mampu menjawab keresahan masyarakat, terutama generasi millennial, terkait rumah ideal yang simple, elegan, murah, namun tetap kuat dan aman. Dalam konsep yang mereka sebut sebagai “Type Rumah Gercap” dan “Type Rumah Risag”, perusahaan ini menawarkan terobosan inovatif yang menekankan fungsionalitas tanpa mengabaikan estetika dan keamanan.
Rumah hunian sejak dulu tidak hanya dipandang sebagai kebutuhan pokok, tetapi juga cerminan strata kehidupan seseorang. Banyak masyarakat berupaya mempercantik huniannya agar tampak mewah, meski pada dasarnya esensi sebuah rumah terletak pada kenyamanan, kebersihan, dan suasana yang membuat penghuninya betah. Di era modern, standar rumah hunian tidak lagi identik dengan kemewahan yang mahal, melainkan desain yang bersih, efisien, praktis, serta aman dari risiko bencana alam.
Foss Group membaca kebutuhan tersebut dengan menghadirkan dua tipe rumah yang kini mulai diperkenalkan ke publik. “Gercap” atau Gerakan Cepat Anti Gempa, dan “Risag” atau Rumah Praktis Plus Plug & Play. Dua konsep ini disebut sebagai jawaban atas tuntutan zaman yang semakin menginginkan desain minimalis, kuat, dan serba simpel, sesuai pola hidup generasi modern yang mengutamakan fungsionalitas ketimbang kemewahan berlebihan.
Pihak Foss Group menekankan bahwa perumahan masa depan harus mampu mengantisipasi kondisi ekstrem, terutama gempa bumi yang selama ini kerap menelan korban akibat tidak adanya persiapan struktur bangunan. Kedua tipe rumah ini dirancang agar tahan gempa dengan menggunakan bahan-bahan sederhana namun kokoh, sekaligus meminimalkan biaya pembangunan sehingga harga jual tetap terjangkau bagi masyarakat pra sejahtera.
Selain menawarkan keamanan, konsep rumah ini juga dianggap ramah lingkungan. Foss Group mengklaim bahwa proses pembangunannya tidak mengharuskan penebangan pohon dan tidak mengganggu area pertanian karena membutuhkan lahan yang relatif kecil. Dengan demikian, model ini tidak hanya menekan risiko kerusakan lingkungan tetapi juga mengoptimalkan penggunaan lahan secara efisien. Dalam satu blok perumahan yang biasanya hanya mampu menampung 100 kepala keluarga, model rumah ini bisa dihuni hingga 500 kepala keluarga tanpa mengurangi kenyamanan.
Perubahan pola pikir tentang fungsi rumah juga mendorong konsep ini lahir. Di negara-negara maju, rumah sering kali berfungsi sebagai tempat transit dan beristirahat saja, sehingga desain yang sederhana dan fungsional dinilai lebih relevan untuk kehidupan modern. Foss Group ingin membawa cara pandang tersebut ke Indonesia, terutama bagi generasi muda yang menginginkan hunian praktis namun tetap estetis.
Gagasan ini pun mendapat sorotan dari berbagai kalangan. Aktivis lingkungan menilai konsep tersebut patut diapresiasi karena mampu menggabungkan kebutuhan tempat tinggal dengan upaya menjaga ekosistem. Pemerintah juga diharapkan ikut menyambut dan mendukung pengembangan model perumahan seperti ini, mengingat solusi hunian yang terjangkau dan ramah lingkungan sangat dibutuhkan di tengah persoalan tata kelola lingkungan yang kian memprihatinkan.
Tim penilai yang ikut mengamati proyek perumahan ini menegaskan bahwa gagasan Foss Group mampu memberikan harapan baru bagi masa depan industri properti. Dengan pendekatan yang lebih mengedepankan keberlanjutan, keamanan, dan efisiensi, model perumahan masa depan ini dinilai berpotensi menjadi alternatif solusi hunian modern yang inovatif dan berorientasi pada kesejahteraan masyarakat. (KBO Babel)








