DETIKBABEL.COM, PANGKALPINANG — Langit malam di kawasan Jembatan Emas, Sabtu (12/7), menjadi saksi berkumpulnya puluhan pedagang kaki lima (PKL) yang tergabung dalam Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Bukit Intan Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia (APKLI) Kota Pangkalpinang. Mereka berkumpul bukan sekadar untuk berdagang seperti biasa, tapi untuk satu misi: menyatakan dukungan mereka secara terbuka kepada pasangan bakal calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Pangkalpinang, Saparudin dan Dessy Ayutrisna. Minggu (13/7/2025).
Suasana penuh semangat itu terasa ketika Rudy, Ketua PKL Jembatan Emas, menyampaikan langsung aspirasi dan harapan para pedagang kecil kepada pasangan yang akrab disapa Prof Udin dan Cece Dessy.
Baginya, kehadiran Udin di tengah para PKL bukan sekadar simbolis, melainkan bentuk nyata pemimpin yang mau mendengar dari dekat.
> “Kami menyatakan konsekuensi dukungan dari pedagang Jembatan Mas kepada Profesor Udin. Harapan kami, ini bukan sekadar silaturahmi pertama, tapi bisa terus berkelanjutan,” ujar Rudy dengan suara lantang.
Menurutnya, para pedagang telah jenuh dengan janji politik yang hanya terdengar saat menjelang pemilihan. Mereka mendambakan pemimpin yang konsisten, hadir, dan membela mereka dari ketidakpastian nasib sebagai pelaku ekonomi jalanan.
> “Kami ingin wali kota yang benar-benar memperhatikan rakyat kecil. Jangan hanya datang waktu mau pemilu, tapi lupa setelah menang,” tambah Rudy disambut tepuk tangan pedagang.
Malam itu, dukungan moral pun menyeruak dalam teriakan kompak yang menggema di antara lapak-lapak dagangan.
> “Udin yes! Udin yes!” pekik para PKL serempak, menunjukkan kesungguhan mereka memilih arah baru bagi Pangkalpinang.
Yusriana, seorang pedagang yang ikut dalam deklarasi tersebut, tampak emosional saat Prof Udin datang menyapa satu per satu pedagang di lapaknya.
Baginya, sentuhan langsung seorang calon pemimpin jauh lebih bermakna dibanding janji politik di baliho-baliho besar.
> “Beliau datang langsung, menyapa kami tanpa sekat. Itu yang membuat kami yakin,” ucap Yusriana dengan mata berkaca-kaca.
Menanggapi dukungan tulus dari para PKL, Prof Udin pun menegaskan komitmennya. Ia menyatakan bahwa keberpihakan kepada PKL bukan sekadar janji kampanye, melainkan bagian dari visinya membangun Pangkalpinang dari sektor ekonomi rakyat.
> “PKL adalah wajah ekonomi rakyat. Kami tidak datang untuk menggusur, tapi untuk menata dan memberdayakan. Kehadiran saya di sini adalah untuk mendengar dan mencari solusi bersama,” tegas Prof Udin.
Menurutnya, penataan yang manusiawi dan program pemberdayaan akan menjadi prioritas jika ia diberi mandat memimpin kota ini.
Pendekatan ini, menurut Udin, lebih adil dibanding sekadar menggusur dengan alasan estetika kota.
Malam yang sederhana di Jembatan Emas itu bukan hanya deklarasi politik biasa. Ia merekam harapan para pedagang kecil kepada sosok yang mereka anggap bisa menghapus stigma “liar” pada PKL, dan menjadikannya bagian penting dari denyut nadi kota. (KBO Babel)