JAKARTA Detikbabel.com – Gempa hebat melanda dunia penegakan hukum Indonesia ketika Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Firli Bahuri, akhirnya memenuhi panggilan penyidik Polri setelah beberapa kali mangkir. Sebagai figur sentral dalam pemberantasan korupsi, kehadiran Firli Bahuri di Gedung Bareskrim Mabes Polri, Jakarta, Kamis (16/11/2023), menjadi sorotan tajam.
Dilansir dari Kompas.com, pukul 14.30 WIB, Firli terlihat keluar dari Gedung Bareskrim Mabes Polri dengan mengenakan kemeja batik coklat, menutupi wajahnya dengan masker. Meski muncul saat konferensi pers Operasi Tangkap Tangan (OTT) terhadap Pj Bupati Sorong, Yan Piet Mosso, Firli keluar dari Bareskrim dengan sembunyi-sembunyi, menghindari sorotan awak media.
Adegan menarik terjadi saat Firli masuk ke dalam mobil Hyundai warna hitam B 1917 TJQ. Dalam mobil tersebut, Firli terlihat malu, menutupi wajahnya dengan tangan dan tas hitam, sementara salah satu ajudannya berusaha menutup-nutupi arah kamera awak media yang menempel di jendela mobil. Kejadian menegangkan itu mencapai puncaknya ketika mobil melaju meninggalkan markas pusat Korps Bhayangkara, dan kaki seorang jurnalis terlindas ketika berusaha mengambil foto Firli dari dalam mobil.
Tindakan ‘kucing-kucingan’ Firli dengan awak media bukanlah yang pertama kali. Sebelumnya, pada pemeriksaan perdana Firli pada Selasa (24/10/2023), aksi serupa juga terjadi. Namun, kali ini, dramatisasi semakin meningkat dengan Firli yang terlihat semakin berupaya menghindari sorotan media.
Kuasa hukum Firli, Ian Iskandar, enggan memberikan rincian materi pemeriksaan yang dilakukan penyidik. Namun, ia menyatakan bahwa pemeriksaan tersebut bersifat normatif, dan Firli juga menyerahkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) sesuai permintaan penyidik Polda.
Pemeriksaan ini merupakan yang kedua bagi Firli, yang sebelumnya telah diperiksa perdana di Bareskrim oleh tim gabungan Polda Metro Jaya dan Direktorat Tindak Pidana Korupsi Bareskrim pada Selasa (24/10/2023). Firli diduga terlibat dalam kasus pemerasan terhadap eks Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.
Namun, drama pemeriksaan ini tidak hanya melibatkan Firli. Tiga pegawai KPK juga menjalani pemeriksaan bersama dengan Firli di Bareskrim Polri. Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya, Kombes Ade Safri Simanjuntak, mengungkapkan bahwa tiga pegawai KPK tersebut diperiksa oleh penyidik gabungan Subdit Tipidkor Krimsus Polda Metro Jaya dan Dittipidkor Bareskrim Polri. Identitas ketiga pegawai tersebut belum diungkapkan.
Ade Safri Simanjuntak juga tidak memberikan rincian mengenai materi pemeriksaan, baik terkait Firli maupun tiga pegawai KPK. Pemeriksaan dilakukan sesuai permintaan Firli, yang menginginkan agar dilaksanakan di Gedung Bareskrim Polri.
Wakil Direktur Tindak Pidana Korupsi (Wadirtipidkor) Bareskrim Polri, Kombes Arief Adiharsa, memastikan bahwa Firli hadir pada pukul 09.22 WIB. Kehadiran Firli ini merupakan kali pertama setelah dua kali mangkir, dan Polda Metro Jaya telah menaikkan status kasus ini ke tahap penyidikan.
Dalam penanganan kasus ini, Polda Metro Jaya mengungkapkan bahwa Firli Bahuri dan Syahrul Yasin Limpo diduga bertemu di lapangan badminton. Foto pertemuan keduanya tersebar luas di media sosial. Firli mengakui pertemuan tersebut, namun menegaskan bahwa pada saat itu, status Syahrul Yasin Limpo bukan sebagai tersangka, terdakwa, atau pihak yang berperkara di KPK.
Firli membantah tudingan pemerasan dan penerimaan uang dalam jumlah miliaran rupiah dari Syahrul Yasin Limpo. Menurutnya, dugaan pemerasan ini merupakan serangan balik dari para koruptor, yang ia sebut sebagai “when the corruptor strike back.”
Peneliti Lembaga Studi Anti Korupsi (LSAK), Ahmad Hariri, menilai kehadiran Firli Bahuri memenuhi panggilan pemeriksaan adalah langkah positif untuk memberikan kejelasan dalam kasus dugaan pemerasan terhadap Syahrul Yasin Limpo. Hariri mengapresiasi sikap Firli yang datang memenuhi panggilan, sambil memperingatkan agar kasus ini tidak dipolitisasi atau dijadikan alat untuk mengkriminalisasi KPK.
Dalam situasi tegang ini, Kabareskrim Polri Komjen Pol Wahyu Widada juga mencuri perhatian sebagai penengah dalam kasus ini. Harapan dan kepercayaan masyarakat kini tertuju pada Wahyu Widada, diharapkan menjadi pengadil yang menjadikan hukum sebagai panglima tertinggi, memastikan proses pemeriksaan dilakukan secara proporsional dan terukur. (Sumber : DetikNews, Editor : Dwi Frasetio KBO Babel)