Dari Masjid ke Pilkada: Jejak Kepedulian Aksan Visyawan di Bukit Ketok

Advertisements
Advertisements

DETIKBABEL.COM, Belinyu — Malam Selasa (15/7), halaman kediaman H. Syahrani alias Kilik di Bukit Ketok berubah menjadi lautan manusia. Ribuan warga tumpah ruah untuk mengikuti silaturahmi dan mendengarkan langsung visi-misi Calon Bupati Bangka, H. Aksan Visyawan. Antusiasme yang terpancar di raut wajah para undangan menegaskan perasaan bangga sekaligus harap besar bahwa pemimpin kelahiran Belinyu ini mampu membawa perubahan nyata. Rabu (16/7/2025).

Acara dibuka oleh MC Suripto yang dengan penuh semangat memperkenalkan sosok Aksan Visyawan sebagai kader unggulan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Pak Aksan satu-satunya calon bupati yang lahir dan besar di Belinyu. Beliau juga berpasangan dengan putra Kimak, Rustam Jasli, sosok muda enerjik yang siap mengawal program pembangunan,” ujarnya disambut tepuk tangan meriah.

H. Syahrani, tuan rumah acara, mengungkapkan kebanggaannya. Ia mengingat kembali perjuangan membangun Masjid Nurul Huda pada 2015 yang menelan biaya awal hampir Rp 4 miliar.

Saya kenal betul karakter Aksan sejak awal. Beliau tak hanya menggalang dana, tapi ikut bekerja di lapangan. Karakter inilah yang kami harapkan pada pemimpin,” kenangnya.

Tokoh masyarakat setempat, Pian, menambahkan testimoni singkat namun penuh keyakinan: “Saya keluarga dekat Pak Aksan. Saya tahu betul integritas beliau. Mari bersama-sama kuatkan Belinyu dengan memilih putra daerah.”

Di tengah riuh tepuk tangan, Aksan Visyawan tampil membawakan orasi yang menyentuh. Ia bercerita tentang masa kecilnya di Bukit Ketok, tentang riuh aktivitas pelabuhan Tanjung Gudang yang pernah menjadi tulang punggung perekonomian.

Dulu pelabuhan ini ramai, kapal bersandar silih berganti. Sekarang kita harus mengembalikan kejayaan itu,” tegasnya.

Calon bupati asal Belinyu ini menjanjikan tiga prioritas utama: revitalisasi pelabuhan Tanjung Gudang, penguatan sektor pariwisata berbasis lokal, dan peningkatan pelayanan publik desa.

Ia mengaku telah melakukan pendekatan dengan beberapa investor untuk ikut serta menanam modal di Bangka, khususnya dalam pengembangan resort pantai dan homestay warga.

Sektor pariwisata bukan hanya soal pemandangan indah, tapi juga membuka lapangan kerja untuk anak muda kita,” jelasnya.

Tidak hanya orasi, Aksan juga berdialog langsung dengan warga, mendengarkan tanggapan, keluhan, hingga usulan. Sejumlah ibu-ibu menyoroti sulitnya akses air bersih, sejumlah petani merisaukan harga hasil panen, dan pemuda menantikan lapangan kerja. Semua aspirasi dicatat tim suksesnya.

Menjelang akhir acara, suasana berubah lebih cair saat Aksan bersama Rustam Jasli dan warga menyantap hidangan sederhana secara bersama.

Kehangatan kekeluargaan terasa kental—sebuah simbol bahwa pembangunan yang diusungnya akan berbasis kebersamaan.

Sebelum berpamitan, Aksan menegaskan komitmennya: “Saya lahir, tumbuh, dan berkhidmat di Belinyu. Bukan sekadar janji kampanye, tapi tanggung jawab moral untuk membangun kampung halaman.

Sorak-sorai mendukung mengakhiri rangkaian acara, menandai harapan baru bagi masyarakat Bukit Ketok dan segenap Kabupaten Bangka. (Juli Ramadhani/KBO Babel)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *