DETIKBABEL.COM, Jakarta – Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menunjuk sejumlah perwira tinggi dan menengah untuk memperkuat Tim Transformasi Reformasi Polri. Namun, salah satu nama yang masuk dalam daftar tersebut justru menuai sorotan tajam dari publik. Rabu (25/9/2025).
Ia adalah Brigjen Pol Budhi Herdi Susianto, perwira menengah yang kini menjabat Kepala Biro Pembinaan Karier (Karowatpers) SSDM Polri.
Nama Budhi tidak asing bagi publik. Ia pernah menjadi sorotan pada 2022 saat menjabat Kapolres Jakarta Selatan dengan pangkat Komisaris Besar (Kombes).
Kala itu, ia terseret dalam kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J yang menyeret mantan Kadiv Propam Polri, Ferdy Sambo.
Sebagai Kapolres Jakarta Selatan, Budhi dianggap ikut dalam rekayasa kasus setelah kematian Brigadir J di rumah dinas Sambo, Duren Tiga.
Ia disebut mengikuti arahan Sambo untuk menguatkan skenario awal “tembak-menembak” antara Bharada E dan Brigadir J, sebelum kebenaran kasus terbongkar.
Akibat sikapnya, Budhi sempat ditempatkan dalam patsus (penempatan khusus) dan dimutasi ke Yanma Polri. Ia dinilai tidak profesional dalam menangani perkara yang menjadi salah satu skandal terbesar dalam sejarah institusi kepolisian.
Meski demikian, berbeda dengan sejumlah anak buahnya yang dijatuhi sanksi etik, Budhi lolos dari meja sidang etik.
Kini, masuknya Budhi dalam tim reformasi yang digagas Kapolri menimbulkan tanda tanya. Publik mempertanyakan komitmen Polri untuk benar-benar melakukan perbaikan internal bila tokoh yang pernah terseret dalam kasus besar justru dipercaya mengemban peran penting dalam proses reformasi.
Eks pengacara keluarga Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak, secara terbuka menyuarakan keberatan atas penunjukan Budhi.
Menurutnya, langkah ini justru berpotensi mencederai rasa keadilan masyarakat dan keluarga korban.
“Bagaimana mungkin sosok yang pernah terlibat dalam rekayasa kasus bisa dipercaya untuk menjadi bagian dari tim reformasi? Ini paradoks,” ujarnya.
Budhi sendiri merupakan lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) 1996. Ia lahir di Pemalang, Jawa Tengah, 16 Desember 1974. Kariernya di kepolisian cukup panjang, mulai dari berbagai jabatan operasional hingga struktural di tingkat pusat.
Sebelum dipercaya menjadi Karowatpers SSDM Polri pada 29 November 2024, ia menjabat Kabagyanhak Rowatpers SSDM Polri.
Kritik terhadap penunjukan Budhi menegaskan tantangan besar yang dihadapi Polri dalam mereformasi tubuhnya.
Kasus Sambo 2022 masih membekas kuat di benak masyarakat, dan setiap langkah Polri dalam memilih figur di jajaran strategis terus diawasi publik.
Kini, bola ada di tangan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Keputusan menunjuk Budhi bisa dianggap sebagai bagian dari strategi internal membangun loyalitas, tetapi juga berisiko meruntuhkan kepercayaan publik bila tidak disertai dengan transparansi dan akuntabilitas.
Reformasi Polri sejatinya tidak hanya soal pembentukan tim, tetapi juga keberanian memilih figur yang bersih dan berintegritas. (Juli Ramadhani/KBO Babel)