Detikbabel.com|Pangkalpinang – Suasana hangat dan penuh semangat terasa di Bangjo Cafe Pangkalpinang, Rabu malam (28/5/2025), saat komunitas Genpro Bangka Belitung menggelar acara yang mempertemukan para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dengan pengusaha sukses sekaligus pendiri Cinda Media, Basit Cinda.
Kehadirannya bukan sekadar memberi motivasi, tapi juga berbagi realita dan strategi menghadapi tekanan ekonomi yang tengah melanda.
Dalam paparannya, Basit tidak segan membagikan kondisi riil usahanya yang mengalami penurunan omset cukup tajam—bahkan mencapai 40 persen.
Ia menyebutkan bahwa penurunan ini terutama berasal dari berkurangnya permintaan dari klien-klien besar seperti Sampoerna, Gudang Garam, dan Mayora.
NoMeski demikian, ia menegaskan komitmennya untuk tetap mempertahankan lebih dari 200 karyawan yang bergantung pada perusahaannya.
“Setiap hari kita dihantam informasi yang membuat mental kita melemah. Tapi justru di situ letaknya tantangan—jangan sampai semangat dan strategi kita ikut melemah,” ujar Basit di hadapan puluhan peserta.
Basit tidak hanya berbagi soal kesulitan, tapi juga memberikan gambaran bagaimana ia tetap bisa bertahan dengan ekspansi ke wilayah lain.
Strategi tersebut menjadi penyelamat bagi Cinda Media di tengah kondisi ekonomi yang tidak bersahabat.
Menurutnya, hampir semua pelaku usaha kini menghadapi tantangan serupa. Oleh karena itu, penting untuk terus menumbuhkan mental wirausaha yang adaptif, ulet, dan tidak mudah menyerah.
Ia meyakini bahwa krisis bukan alasan untuk berhenti, melainkan momen untuk memperkuat fondasi usaha.
“Saya sendiri telah membangun tujuh bisnis sejak 2009. Tidak semua berhasil. Tapi dari situlah saya belajar menemukan pola yang cocok dan relevan bagi saya,” ungkapnya.
Lebih jauh, ia menyampaikan bahwa menemukan titik kenyamanan dalam berbisnis bukan akhir dari perjuangan. Justru dari sanalah dimulainya fase yang lebih menantang: mempertahankan dan mengembangkan usaha dengan komitmen penuh.
“Kalau sudah tahu bidang yang kita kuasai, tekuni terus. Jangan cepat pindah arah hanya karena hambatan. Bisnis tidak mudah, kecuali kita punya jaringan dan akses yang luar biasa,” katanya menekankan.
Basit juga mengingatkan bahwa pendekatan konvensional dalam bisnis kini tak lagi cukup. Pelaku UMKM harus mengembangkan strategi yang matang dan bersifat adaptif terhadap perubahan pasar, terutama di era digital saat ini.
“Jualan lewat media sosial itu bagus, tapi bukan satu-satunya cara. Harus ada pola pikir strategis yang menyeluruh,” tutupnya.
Pesan Basit malam itu menjadi suntikan motivasi segar bagi pelaku UMKM Bangka Belitung—bahwa di tengah badai ekonomi sekalipun, tekad dan strategi tetap bisa menjadi pelita untuk bertahan dan melaju. (Rizky/KBO Babel)