DETIKBABEL.COM, Pangkalpinang – Insiden serius kembali terjadi di perairan vital Kota Pangkalpinang. Sebuah tongkang bernama Blue Shapire menabrak bantalan pengaman Jembatan EMAS pada Kamis (26/6/2025) sore, memicu kekhawatiran terhadap keselamatan infrastruktur penting tersebut. Sabtu (28/6/2025).
Peristiwa ini terjadi sekitar pukul 14.30 WIB. Saat itu, tongkang Blue Shapire sedang digandeng oleh tugboat (TB) Majestic Artic dengan didampingi oleh assist dari TB Beitrand. Ketiga kapal ini tengah bermanuver untuk masuk ke kolam galangan milik PT Wijaya Mandiri yang terletak di sisi Jembatan EMAS.
Namun manuver yang seharusnya berjalan rutin mendadak berubah menjadi insiden ketika TB Majestic Artic mengalami kandas. Untuk mengatasi situasi, tali gandeng bagian depan dilepas agar TB Majestic Artic dapat bergeser ke belakang dan membantu TB Beitrand menarik tongkang.
Sayangnya, keputusan tersebut justru membuka celah bahaya. Angin kencang dan arus laut yang kuat dari arah belakang membuat TB Beitrand tidak sanggup mengendalikan Blue Shapire. Akibatnya, tongkang yang kehilangan kontrol menghantam bantalan pengaman Jembatan EMAS.
“Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Namun, bantalan pengaman jembatan mengalami kerusakan yang harus segera ditindaklanjuti,” ujar Kasat Polairud Polresta Pangkalpinang, AKP Irwan Haryadi, S.H., saat dikonfirmasi.
Kerusakan tersebut bisa berdampak lebih luas jika tidak segera ditangani, mengingat Jembatan EMAS merupakan jalur strategis yang menghubungkan bagian penting Kota Pangkalpinang. Saat ini, kawasan sekitar jembatan telah diamankan guna mencegah aktivitas kapal lebih lanjut di sekitar titik rawan.
Pihak Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Pangkalbalam telah mengambil langkah cepat dengan menyita dokumen pelayaran kapal TB Majestic Artic untuk keperluan investigasi. Pemeriksaan terhadap kru kapal dari ketiga unit terlibat, termasuk perwakilan dari PT Wijaya Mandiri, juga akan segera dilakukan.
“Kami akan mengusut tuntas insiden ini. Semua prosedur pelayaran akan kami evaluasi, termasuk apakah ada unsur kelalaian atau pelanggaran SOP saat olah gerak,” tegas Irwan.
Insiden ini menjadi peringatan penting bagi dunia pelayaran di wilayah Pangkalpinang. Tidak hanya menyangkut keselamatan operasional kapal, tetapi juga keamanan infrastruktur strategis yang menjadi denyut nadi transportasi dan logistik kota. (KBO Babel)