DETIKBABEL.COM, Pangkalpinang – Gelombang dukungan terhadap aparat kepolisian terus mengalir pasca kerusuhan dalam aksi unjuk rasa di kantor PT Timah Tbk, Pangkalpinang, pada Senin (6/10/2025). Aksi yang digelar oleh Aliansi Tambang Rakyat Bersatu (ATB) dan Aliansi Masyarakat Terzolimi (Almaster) Babel itu meninggalkan jejak kerusakan parah pada sejumlah fasilitas publik di jantung ibu kota Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Rabu (8/10/2025).
Pagar kantor PT Timah, ruang lobi utama, ruang kerja karyawan, hingga pot bunga dan taman hias di sepanjang Jalan Jenderal Sudirman tampak hancur akibat amukan massa.
Warga pun bereaksi keras atas tindakan anarkis yang dianggap tidak mencerminkan aspirasi rakyat beradab.
Salah satu warga sekaligus aktivis sosial Pangkalpinang, *Baharuddin* atau yang akrab disapa **Ba’an (56)**, mengungkapkan kekecewaannya terhadap ulah massa yang merusak fasilitas umum.
Menurutnya, aksi tersebut bukan lagi bentuk penyampaian aspirasi, melainkan tindakan yang mengancam ketertiban dan merusak citra masyarakat Bangka Belitung sebagai negeri “Serumpun Sebalai.”
> “Lima puluh enam tahun saya hidup di Pangkalpinang, kami tak pernah rusuh ke kampung kalian, tak pernah merusak kabupaten lain. Tapi kenapa kalian datang dan merusak kota kami? Siapa yang akan bertanggung jawab atas fasilitas umum yang hancur?” ujarnya dengan nada tegas.
Ba’an menilai, jika masyarakat memiliki aspirasi soal tambang timah, seharusnya disampaikan melalui perwakilan rakyat di kabupaten masing-masing, bukan dengan aksi anarkis di ibu kota provinsi.
> “Kalau kalian mau menyampaikan aspirasi, cukup lewat wakil yang kalian pilih. Tidak perlu bertindak seperti orang kelaparan yang kehilangan akal. Kami di kota ini banyak yang tidak hidup dari tambang, tapi tetap bisa makan dan berdagang dengan baik,” katanya.
Ia juga menyinggung makna “Serumpun Sebalai” yang menurutnya kini mulai luntur akibat perilaku segelintir oknum.
Nilai kebersamaan dan persaudaraan antarwilayah seakan tercoreng oleh aksi destruktif tersebut.
> “Kalau kami orang Pangkalpinang datang merusak kampung kalian, bagaimana perasaan kalian? Itu yang harus kalian pikirkan. Jangan sampai provinsi ini terpecah karena perilaku yang tidak bertanggung jawab,” tambahnya.
Ba’an meminta pihak *Polda Kepulauan Bangka Belitung* untuk mengusut tuntas para pelaku perusakan, termasuk aktor intelektual di balik kericuhan.
Menurutnya, aparat harus bertindak tegas agar kejadian serupa tidak terulang dan hukum tetap menjadi panglima di negeri ini.
> “Kami ini hidup di negara hukum. Jangan biarkan oknum yang merusak fasilitas umum dan menebar provokasi lolos dari tanggung jawab. Usut sampai ke aktor-aktornya,” tegas Ba’an.
Warga Pangkalpinang berharap aparat kepolisian dapat segera mengungkap siapa dalang di balik aksi ricuh tersebut. Mereka juga menyerukan agar unjuk rasa di masa mendatang bisa berlangsung dengan damai, tertib, dan menghormati hak warga lain.
Bagi warga seperti Ba’an, menjaga kota berarti menjaga martabat bersama.
“Kami bukan menolak aspirasi, tapi menolak cara yang salah. Jangan rusak rumah kami hanya karena kalian ingin didengar,” pungkasnya. (Dwi Frasetio/KBO Babel)