DETIKBABEL.COM, Bangka Barat, 12 Juni 2025 — Pemerintah Kabupaten Bangka Barat terus menunjukkan komitmennya dalam mengembangkan sektor pertanian yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Salah satu upaya nyata dilakukan melalui kegiatan sosialisasi penggunaan *Pupuk Hayati Cair*, hasil kerja sama dengan PT. Bukit Terang Sejahtera. Bertempat di Rumah Makan Roemah Keboen, kegiatan ini dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan dari kalangan pemerintah, swasta, hingga perwakilan kelompok tani dari seluruh kecamatan di Bangka Barat. Jum’at (13/6/2025).
Acara dibuka dengan sambutan Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Bangka Barat, Azmal AZ, yang menekankan pentingnya beralih ke sistem pertanian yang tidak hanya mengedepankan hasil, tetapi juga memperhatikan keberlanjutan lingkungan.
“Pupuk hayati adalah solusi untuk menjaga kesuburan tanah tanpa merusak ekosistem. Ini penting agar pertanian kita bisa terus bertahan dalam jangka panjang,” ujarnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Bangka Barat H. Yus Derahman menegaskan pentingnya sinergi antara pemerintah daerah, dinas teknis, dan pihak swasta dalam memperkuat sektor pertanian sebagai pilar utama pembangunan ekonomi lokal.
“Pertanian adalah tombak ekonomi berkelanjutan. Sudah saatnya kita keluar dari ketergantungan pada sektor tambang dan menoleh serius pada potensi pertanian,” kata Yus Derahman, disambut tepuk tangan hadirin.
Salah satu momen penting dalam kegiatan ini adalah penyerahan secara simbolis Surat Edaran Bupati Bangka Barat kepada para Kepala Desa, Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), serta Ketua Gapoktan, Poktan, dan Brigade Pangan se-Kabupaten. Surat edaran tersebut bertajuk “Optimalisasi Lahan Sawah untuk Peningkatan Luas Tanam Padi di Kabupaten Bangka Barat dalam Mendukung Swasembada Pangan Nasional yang Berkelanjutan.”
Surat ini merupakan turunan dari kebijakan perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) serta Instruksi Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Nomor 100.3.4.1/0001/DPKP/2025.
Fokus utamanya adalah percepatan peningkatan luas tanam padi dan jagung melalui pemanfaatan lahan dan penggunaan alat mesin pertanian (alsintan) secara terintegrasi.
Usai penyerahan surat edaran, peserta mendapat materi ilmiah dari Dr. Nuzul Hijri Darlan, peneliti senior Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan. Dalam pemaparannya, Dr. Nuzul menjelaskan bahwa pupuk hayati dapat meningkatkan efisiensi pemupukan pada tanaman kelapa sawit dan menjadi bagian penting dari sistem pertanian berkelanjutan yang mendukung penerapan standar *Indonesian Sustainable Palm Oil* (ISPO) pada 2026 mendatang.
Materi teknis selanjutnya disampaikan oleh Mahsuri, S.P., yang menjelaskan keunggulan pupuk hayati cair, mulai dari kandungan mikroorganisme bermanfaat hingga cara aplikasinya di lapangan. Ia juga membagikan tips-tips praktis untuk memaksimalkan hasil pemupukan, terutama pada lahan dengan karakteristik asam seperti di Bangka Barat.
Sesi tanya jawab berlangsung sangat interaktif. Para penyuluh pertanian dan petani terlihat antusias mengajukan pertanyaan seputar efektivitas pupuk hayati, cara adaptasi di berbagai jenis tanah, dan potensi penghematan biaya produksi. Banyak dari mereka juga menyoroti tantangan di lapangan, termasuk kurangnya akses pelatihan dan kebutuhan pembuktian hasil nyata sebelum penggunaan meluas.
Sebagai bentuk apresiasi, panitia memberikan cinderamata kepada peserta aktif. Tak hanya itu, enam koordinator Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) se-Kabupaten Bangka Barat juga menerima bantuan pupuk hayati cair yang akan digunakan sebagai bahan percontohan di wilayah masing-masing.
Melalui kegiatan ini, Pemkab Bangka Barat menunjukkan komitmennya untuk mendorong kedaulatan pangan lokal yang berbasis inovasi dan kelestarian lingkungan. Upaya ini menjadi langkah awal menuju sistem pertanian yang tidak hanya produktif, tetapi juga mampu menjawab tantangan keberlanjutan dan perubahan iklim.
Dengan kolaborasi yang erat antara pemerintah, pelaku usaha, akademisi, dan petani, Bangka Barat kini mulai menapaki jalan menuju pertanian masa depan yang mandiri, sehat, dan berdaya saing tinggi. (Yopi Herwindo/KBO Babel)