Penyelundupan Timah Tujuan Singapura Digagalkan di Pangkalbalam: 25 Ton Pasir Timah Diamankan

DETIKBABEL.COM, Pangkalpinang – Aroma busuk penyelundupan kembali menyeruak dari perairan Bangka Belitung. Kali ini, sebuah kapal kayu yang memuat sekitar **25 ton pasir timah** berhasil diamankan oleh **TNI AL Bangka Belitung** di kawasan **Muara Pangkalbalam**, Jumat malam (30/5/2025). Pasir timah tersebut diduga kuat akan dikirim secara ilegal ke **Singapura**, negara yang selama ini dikenal sebagai pusat pemurnian dan ekspor logam mulia dunia. Selasa (11/6/2025).

Informasi penangkapan ini pertama kali diterima tim media Suarapos.com dari sumber internal yang terpercaya. Kabar itu menyebutkan bahwa aparat Lanal Babel telah menggagalkan aksi penyelundupan besar-besaran yang melibatkan sebuah kapal kayu. Tidak menunggu lama, tim investigasi Suarapos langsung bergerak cepat untuk mencari kebenaran informasi tersebut.

Gerak-Gerik Mencurigakan di Posmat AL Pangkalbalam

Pukul 20.30 WIB, Jumat malam itu, tim Suarapos melakukan pengamatan langsung di sekitar Pos TNI AL Pangkalbalam dari jarak kurang lebih 100 meter. Sekitar pukul 21.00 WIB, mulai terpantau lalu-lalang kendaraan dengan intensitas tak biasa. Yang mencolok adalah kehadiran sebuah mobil Toyota Fortuner berpelat dinas milik POMAL Babel yang memasuki lorong kantor Posmat Pangkalbalam.

Dua anggota Polisi Militer Angkatan Laut (POMAL) berseragam lengkap terlihat berjaga di depan gerbang pos hingga pukul 24.00 WIB. Aktivitas ini mengindikasikan adanya pengamanan khusus terhadap sesuatu yang signifikan, yang hampir pasti terkait dengan dugaan penangkapan kapal tersebut. Tak lama kemudian, kedua personel itu masuk kembali ke mobil dan meninggalkan lokasi tanpa memberikan keterangan.

Pengakuan Tertutup dari Danposmat TNI AL

Pada pukul 00.30 WIB, tim Suarapos berhasil menemui Danpos TNI AL Pangkalbalam, Lettu Sulaiman. Ketika dikonfirmasi, ia membenarkan adanya kegiatan penangkapan, namun menyatakan bahwa kasus tersebut masih dalam proses penyelidikan.

“Masih dalam penyelidikan, nanti kami kabari dalam satu atau dua hari,” ujarnya dengan nada hati-hati, seolah enggan membuka terlalu banyak informasi sebelum waktunya.

Namun keterangan itu justru memperkuat dugaan bahwa ada operasi besar yang tengah berlangsung—dan mungkin bukan hanya melibatkan aktor lokal semata.

Penelusuran di Lapangan: Bukti-Bukti Mulai Terkuak

Tak puas dengan jawaban normatif, Suarapos Grup melanjutkan investigasi lapangan pada Minggu (1/6/2025) sekitar pukul 15.00 WIB. Setelah perjalanan sekitar satu jam, tim sampai di sebuah lokasi terpencil yang diduga menjadi tempat kandasnya kapal muatan timah.

Di lokasi tersebut ditemukan sebuah kapal kayu bertuliskan KM XXXX, yang sesuai dengan deskripsi awal. Selain itu, juga terlihat satu unit mobil Toyota Avanza warna silver dengan nomor polisi BA xxxx IV, yang dicurigai sebagai kendaraan pengangkut atau pendukung distribusi logistik timah ilegal itu.

Temuan ini bukan hanya memperkuat dugaan, tetapi juga menunjukkan adanya keterlibatan jalur darat dalam skema penyelundupan—indikasi bahwa jaringan ini bekerja secara sistematis dan terorganisir.

Modus Lama, Jaringan Baru?

Skema penyelundupan timah melalui laut bukan hal baru. Modus menggunakan kapal kayu kecil bertonase ringan kerap dipilih untuk menghindari pengawasan radar dan patroli laut. Namun yang mencengangkan adalah volume muatan yang mencapai 25 ton—jumlah yang jelas bukan untuk kebutuhan individu, melainkan bagian dari rantai distribusi besar yang telah matang secara logistik.

Pengiriman ke Singapura memperlihatkan bahwa rantai ini melintasi batas negara, dan bisa jadi melibatkan aktor lintas yurisdiksi. Negara itu memang telah lama menjadi destinasi timah Bangka, baik legal maupun ilegal, karena memiliki fasilitas pemurnian kelas dunia.

Jika benar bahwa timah ini hendak diselundupkan ke Singapura, maka ini bukan hanya soal pelanggaran hukum, tapi bentuk perampokan terhadap kekayaan negara secara terstruktur.

Respons Resmi Masih Kabur

Pada Senin (2/6/2025), Suarapos kembali menghubungi Lettu Sulaiman untuk meminta perkembangan kasus. Namun jawaban yang diperoleh tetap sama: “Masih dalam penyelidikan dan pengembangan, nanti kami rilis atau jumpa pers.”

 

Sayangnya, hingga berita ini diturunkan, tidak ada keterangan resmi dari pihak Komando Pangkalan TNI AL Babel, sehingga membuka ruang spekulasi publik soal sejauh mana penanganan kasus ini akan transparan dan tuntas.

Analisis: Pertaruhan Marwah Penegakan Hukum

Kasus ini menimbulkan sejumlah pertanyaan tajam. Jika benar aparat telah mengamankan barang bukti dalam jumlah besar dan menangkap pelaku, mengapa hingga kini belum ada rilis resmi? Apakah penyelidikan ini terlalu kompleks, atau justru terhambat oleh intervensi?

Masyarakat Bangka Belitung sudah cukup muak dengan praktik penyelundupan yang terus terjadi dari waktu ke waktu. Padahal, dampaknya sangat besar: dari kerugian negara, kerusakan lingkungan, hingga rusaknya iklim investasi legal di sektor pertimahan.

Lanal Babel dan instansi terkait harus menyadari bahwa keterbukaan informasi publik dalam kasus seperti ini adalah bentuk tanggung jawab moral dan hukum. Jika penanganan kasus ini tidak transparan dan berujung senyap, publik bisa saja curiga ada “kekuatan besar” yang sedang diselamatkan. (M.Zen/KBO Babel)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *