by

Ngaku Adik Jenderal TNI ? Lantas Boleh Semau Elo Ugal-ugalan di Jalan Raya

 


Jakarta – Dalam sebuah kejadian yang menciptakan riuh rendah di ranah media sosial, insiden melibatkan seorang pengemudi mobil Fortuner berpelat TNI telah memicu pertanyaan serius akan etika dan tanggung jawab di jalan raya. Menyelisik lebih dalam, tampaknya insiden tersebut mengungkap pola perilaku yang mencolok dan kontroversial, di mana keangkuhan dan priviledge di atas jalan raya menjadi sorotan utama. Sabtu (13/4/2024).

Menurut Sony Susmana, Director Training Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), “Jangan bawa-bawa pihak lain, latar belakang diri, pembenaran diri dan lain-lain yang mempertontonkan keangkuhan. Apalagi menonjolkan institusi negara. Media sosial sekarang sudah hebat, sedikit saja kita melakukan kebodohan maka akan viral dalam hitungan detik.” Pernyataan ini menyoroti pentingnya menjaga etika dan bertanggung jawab di jalan raya, terlepas dari status sosial atau hubungan keluarga.

Sony juga menekankan bahwa “Bertanggung jawab adalah risiko atas perbuatan sendiri yang wajib dilakukan pengemudi jika ada pihak yang dirugikan. Ini perilaku dasar dari adab.”

Ungkapan ini mencerminkan prinsip dasar yang harus dipegang teguh oleh setiap pengemudi, bahwa keselamatan dan keamanan di jalan raya adalah tanggung jawab bersama.

Namun, insiden ini mengungkapkan lebih dari sekadar pelanggaran lalu lintas. Ketika pengemudi Fortuner tersebut mengklaim sebagai adik dari seorang jenderal TNI, dia secara tidak langsung menggunakan priviledge dan hubungan keluarga untuk menonjolkan diri dan mengancam pengguna jalan lainnya.

Dalam kalimatnya yang menohok, dia mengancam akan ‘mencatat wajah’ siapa pun yang berani mengklaim menjadi korban tabrakannya.

Dalam tanggapannya terhadap kasus tersebut, Sony menegaskan bahwa “Kunci dari penyelesaian masalah itu cuma tiga, yaitu minta maaf, bertanggung jawab, setelah itu instropeksi diri. Jika setiap masalah selalu cari pembenaran atau ego yang dikedepankan, maka akibatnya keputusan dan tindakan yang tidak pernah benar bahkan cenderung mempermalukan.”

Pernyataan ini menegaskan pentingnya sikap rendah hati dan tanggung jawab dalam menangani konflik di jalan raya.

Insiden yang disorot oleh pengguna media sosial @tantekostt menunjukkan bahwa kejadian tersebut tidak hanya mengundang kemarahan, tetapi juga pertanyaan serius akan integritas dan etika di jalan raya.

Bahkan, ketika fakta-fakta menunjukkan bahwa plat nomor TNI pada mobil tersebut sudah tidak berlaku, pengemudi Fortuner tersebut tidak menunjukkan penyesalan atau permintaan maaf yang tulus. Sebaliknya, dia terus mempertahankan diri dengan sikap yang tidak patut.

Dengan demikian, penting bagi semua pihak, termasuk aparat penegak hukum dan institusi terkait, untuk menegakkan keadilan dan memastikan bahwa tidak ada yang di atas hukum.

Hanya dengan tindakan tegas terhadap pelanggaran di jalan raya, terlepas dari latar belakang atau status sosial seseorang, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih aman dan tertib bagi semua pengguna jalan. (KBO Babel)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed