DETIKBABEL.COM, PANGKALPINANG — Dalam dinamika Pilkada Ulang Pangkalpinang 2025, nama Maulan Aklil atau Molen kembali mencuat sebagai sosok yang diyakini mampu meneruskan pembangunan kota. Jum’at (1/8/2025).
Meski minim baliho dan tanpa janji muluk-muluk, mantan Wali Kota Pangkalpinang ini justru menunjukkan ketulusan dan refleksi diri yang jarang dimiliki politisi pada umumnya.
Molen lahir dan besar di Kota Pangkalpinang. Ia tumbuh sebagai bagian dari denyut nadi kota ini, dan kembali mencalonkan diri bukan karena ambisi pribadi, tetapi karena panggilan tanggung jawab.
Lima tahun menjabat sebagai Wali Kota sebelumnya telah memberinya pemahaman mendalam tentang masalah dan potensi kota ini.
“Saya sadar masih banyak kekurangan dan saya bukan pemimpin yang sempurna,” ungkap Molen dalam pernyataan terbarunya, Rabu (30/7/2025).
“Tapi saya belajar, saya introspeksi, saya mohon maaf, dan saya ingin melanjutkan apa yang sudah kami mulai bersama masyarakat.”
Ketulusan Molen ini semakin menguat setelah ia mendapat nasihat langsung dari ulama kondang, Ustaz Abdul Somad (UAS).
Dalam pertemuan tersebut, UAS menyampaikan bahwa cobaan dan hujatan adalah ujian dari Allah bagi mereka yang akan ditinggikan derajatnya.
“Angin puting beliung, hujan badai hanya akan melahirkan nakhoda yang tangguh,” kata UAS, yang kemudian begitu membekas dalam benak Molen.
Ia pun sadar, hanya kepada Tuhan lah tempat bergantung, bukan kepada popularitas, apalagi kekuasaan.
Molen memilih pendekatan diam dan bekerja. Ia percaya, masyarakat sudah merasakan manfaat nyata dari program-program yang ia jalankan semasa menjabat. Ia tidak ingin menjual janji, tetapi menekankan pada kesinambungan dan konsistensi pembangunan.
Salah satu bukti nyata adalah pendirian sekolah baru seperti SMP Negeri 11 di Selindung dan SMP Negeri 12 di Tuatunu. Hal ini mencerminkan komitmennya terhadap akses pendidikan yang merata. Selain itu, Molen juga memastikan bahwa Tunjangan Penghasilan Pegawai (TPP) bagi ASN tetap stabil, dan tidak melakukan pengurangan terhadap tenaga honorer — keputusan yang memberikan kepastian kepada ribuan keluarga di tengah ketidakpastian ekonomi.
Tak hanya itu, sederet pembangunan fisik juga menjadi bukti kerja nyata Molen: Jerambah Gantung yang kini menjadi ikon kota, Masjid Agung Kubah Timah yang megah, Taman Dealova sebagai ruang publik yang humanis, hingga revitalisasi RSUD Depati Hamzah dan pembangunan Puskesmas baru.
Titik Nol Kilometer Kota Pangkalpinang pun kini menjadi simbol kebangkitan kota.
Mantan Anggota DPRD Kota Pangkalpinang, Irianto Tahor, yang sebelumnya dikenal sebagai salah satu pengkritik keras Molen, bahkan secara terbuka mengakui perubahan signifikan yang terjadi selama Molen menjabat.
“Dulu saya sering kritik Molen saat masih jadi wali kota, dan dia terima dengan lapang dada. Sekarang saya akui, hasil kerjanya bisa dinikmati masyarakat,” ujar Irianto.
Data juga berbicara. Pada tahun 2020, realisasi investasi di Pangkalpinang menembus angka Rp2 triliun — melampaui target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) sebesar Rp500 miliar.
Satu tahun kemudian, angka tersebut melonjak menjadi Rp3,3 triliun, dengan target awal hanya Rp550 miliar.
Tak kalah penting, selama pandemi COVID-19 pada 2020–2021, Molen berhasil membuka lapangan kerja untuk lebih dari 5.900 warga. Angka pengangguran menurun dari 6,93 persen (2020) menjadi 6,81 persen (2021), menurut data Badan Pusat Statistik (BPS).
Sementara itu, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) meningkat menjadi 65,16 persen, menandakan adanya lonjakan keikutsertaan penduduk usia produktif di pasar kerja.
Dari sisi ekonomi makro, pertumbuhan ekonomi Kota Pangkalpinang tercatat sebesar 9,27 persen pada 2021 — sebuah pencapaian luar biasa di tengah masa pemulihan nasional.
Sektor perdagangan memberikan kontribusi tertinggi terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) kota, yakni sebesar 24,59 persen.
Pencapaian ini menegaskan bahwa di bawah kepemimpinan Molen, Pangkalpinang tidak hanya bertahan, tetapi mampu bangkit di tengah badai.
Kini, dalam hajatan Pilkada Ulang, Molen mengusung semangat keberlanjutan. Ia tidak ingin mengulang awal dari nol, melainkan ingin menancapkan gas untuk akselerasi.
Ia juga menyatakan siap menjalankan program-program pembangunan daerah selaras dengan visi besar Presiden terpilih Prabowo Subianto.
“Insyallah, kita akan lanjutkan pembangunan dan dorong program pemerintah pusat agar sinkron dengan kebutuhan masyarakat Pangkalpinang,” tegasnya.
Dengan rekam jejak dan konsistensi selama lima tahun, Molen menempatkan dirinya bukan hanya sebagai politisi, tetapi sebagai pelayan masyarakat.
Dalam suasana politik yang kadang penuh gimmick, sosok seperti Molen—yang tidak neko-neko, mau mendengar kritik, dan bekerja dalam diam—menjadi pilihan yang rasional dan layak dipertimbangkan kembali oleh warga Pangkalpinang. (KBO Babel)