Membangun Kesadaran Bersama Terhadap Pertambangan di Bangka Belitung Tahun 2025

Advertisements
Advertisements

Oleh: Rafli Ghibran Mahasiswa Universitas Bangka Belitung

DETIKBABEL.COM, Pertambangan telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Bangka Belitung sejak puluhan tahun lalu. Keberadaan tambang timah selama ini memang berperan dalam menggerakkan perekonomian, membuka lapangan pekerjaan, dan membantu menghidupi banyak keluarga. Namun, memasuki tahun 2025, kita mulai melihat bahwa aktivitas pertambangan bukan hanya membawa manfaat, tetapi juga menghadirkan tantangan besar yang perlu kita tangani bersama.(04/12/2025) 

 

Kerusakan Lingkungan yang Tak Bisa Diabaikan

Di beberapa daerah, lubang-lubang bekas tambang dibiarkan begitu saja tanpa reklamasi. Sungai-sungai mulai kehilangan kejernihannya, dan sejumlah kawasan tambak maupun laut kini terpengaruh oleh sedimentasi dan pencemaran. Nelayan mengeluh hasil tangkapan menurun, sementara petani juga mulai merasakan perubahan kualitas tanah.

Kerusakan seperti ini bukan lagi isu kecil yang hanya dibicarakan di meja rapat. Ini adalah kenyataan yang dirasakan langsung oleh masyarakat. Jika kondisi ini terus berlanjut, maka generasi mendatang akan mewarisi lingkungan yang rusak, padahal mereka tidak pernah menikmati keuntungan dari aktivitas tambang yang kita biarkan hari ini.

 

Tantangan Terbesar: Lemahnya Pengawasan dan Penegakan Hukum

Sebagai mahasiswa hukum, saya melihat salah satu persoalan terbesar bukan sekadar aktivitas tambangnya, tetapi lemahnya pengawasan terhadap pelaksanaannya. Banyak aturan telah dibuat, tetapi implementasinya belum maksimal. Tambang ilegal masih marak, dan tidak sedikit aktivitas tambang yang berjalan tanpa standar lingkungan yang semestinya.

Padahal, hukum sudah jelas mengatur kewajiban reklamasi, perlindungan lingkungan, dan tata kelola pertambangan yang berkelanjutan. Namun ketika pengawasan tidak berjalan, maka aturan hanya menjadi tulisan yang tidak memberi dampak apa pun.

 

Masyarakat Perlu Dilibatkan

Kesadaran masyarakat mengenai dampak pertambangan perlu terus dibangun. Bagaimanapun, masyarakat adalah pihak yang paling merasakan akibat langsung dari kegiatan tambang. Mereka perlu dilibatkan dalam pengawasan, diberikan ruang untuk melapor, serta mendapatkan informasi yang jelas terkait aktivitas tambang di wilayah mereka.

Selain itu, masyarakat perlu diberi pemahaman mengenai pentingnya menjaga lingkungan. Tanpa kesadaran kolektif, kita akan terus menghadapi konflik antara kebutuhan ekonomi dan kelestarian alam.

 

Alternatif Ekonomi untuk Mengurangi Ketergantungan pada Tambang

Kita tidak bisa menutup mata bahwa sebagian besar warga masih bergantung pada tambang untuk mencari penghasilan. Karena itu, solusi yang realistis bukan sekadar menutup tambang, tetapi menyediakan alternatif ekonomi lainnya.

Pengembangan sektor pariwisata, pertanian, perikanan, hingga UMKM perlu didorong serius oleh pemerintah. Banyak potensi alam dan budaya di Bangka Belitung yang bisa dikembangkan tanpa merusak lingkungan. Dengan alternatif yang lebih stabil, masyarakat tidak akan merasa terpaksa menggantungkan hidup pada tambang semata.

 

Pertambangan Tetap Bisa Berjalan, Asal Bertanggung Jawab

Saya percaya bahwa pertambangan masih dapat menjadi bagian dari pembangunan daerah, tetapi hanya jika dilakukan secara bertanggung jawab. Perusahaan tambang wajib menjalankan reklamasi, transparan terhadap dampak lingkungan, dan ikut serta mendukung kesejahteraan masyarakat sekitar.

Di sisi lain, pemerintah harus tegas menindak tambang ilegal dan perusahaan yang tidak mematuhi aturan. Pengawasan yang kuat bukan hanya kebutuhan, tetapi keharusan untuk menjaga kelestarian alam Bangka Belitung.

 

Penutup: Bangka Belitung Butuh Masa Depan yang Lestari

Tahun 2025 seharusnya menjadi titik awal bagi Bangka Belitung untuk memperbaiki tata kelola pertambangan. Kita tidak boleh terus mengulang kesalahan yang sama. Lingkungan yang baik adalah warisan paling berharga untuk generasi setelah kita.

Sebagai mahasiswa dan bagian dari masyarakat Bangka Belitung, saya berharap semua pihak pemerintah, perusahaan, dan warga bisa bekerja sama menjaga daerah kita. Kita berhak mendapatkan pembangunan yang adil, tetapi juga berkewajiban menjaga alam agar tetap lestari.

Bangka Belitung tidak hanya tentang timah. Bangka Belitung adalah tanah, laut, hutan, dan kehidupan yang harus kita jaga bersama.

 

Rafli Ghibran

NIM 4012311156 – Fakultas Hukum

Universitas Bangka Belitung