Detikbabel.com|Pangkalpinang – Panggung politik menjelang Pemilihan Wali Kota (Pilwako) Pangkalpinang 2025 diguncang oleh manuver mengejutkan. Tim relawan inti dari bakal calon wali kota Achmad Dedy Karnadi, alias Budi RRI, memilih angkat kaki secara massal dari barisan pemenangan.Rabu (14/5/2025).
Keputusan ini menyisakan tanda tanya besar atas kelayakan dan kesiapan politik Budi RRI.
Pernyataan pengunduran diri diumumkan secara resmi oleh Ketua Tim Relawan, Hendra Djunaidi, pada Senin (12/5/2025), usai pertemuan darurat yang melibatkan seluruh elemen tim, dari tingkat kota hingga kelurahan.
Menurut Hendra, keputusan ini diambil karena frustrasi atas absennya arah politik yang jelas dari Budi RRI.
“Selama ini kami berdiri di garda depan tanpa kepastian. Tidak ada komunikasi efektif, tidak ada transparansi, bahkan soal partai pengusung pun masih gelap. Ini bukan lagi soal strategi, tapi kegagalan dalam membangun kepercayaan,” tegas Hendra dengan nada kecewa.
Hendra Djunaidi, yang dikenal sebagai tokoh pemuda dan mantan Ketua KNPI Pangkalpinang, menyebut keputusan mundur diambil secara bulat demi menjaga integritas perjuangan politik relawan.
Ia juga menegaskan bahwa loyalitas tanpa arah adalah bentuk kebodohan politik.
“Kami pernah ikut mendorong beliau ke partai-partai, tapi hingga detik ini kami tak tahu ke mana kapal ini hendak berlayar. Ini bukan cara memimpin, ini cermin dari krisis kepemimpinan,” katanya tajam.
Langkah mundur massal ini bukan hanya pukulan telak bagi Budi RRI, tapi juga sinyal keras bahwa basis dukungan di akar rumput tengah runtuh.
Para relawan bukan sekadar pelengkap kampanye, mereka adalah motor utama penggerak opini publik, jaringan logistik, dan simpul suara.
Seorang analis politik lokal yang tak ingin namanya disebut menyebut mundurnya relawan sebagai “kerusakan struktural” dalam tim pemenangan.
Ia menilai, kegagalan membangun komunikasi strategis menunjukkan lemahnya manajemen politik dari bakal calon.
“Ini bukan lagi soal elektabilitas, ini soal kredibilitas. Relawan mundur berarti hilangnya kepercayaan. Tanpa tim, calon hanya sebatas nama di atas kertas,” ujarnya.
Kondisi ini menjadi alarm keras menjelang Pilwako Pangkalpinang yang dijadwalkan berlangsung Agustus 2025. Di saat calon lain tengah mengonsolidasikan kekuatan, kubu Budi RRI justru terjebak dalam kekacauan internal.
Hingga berita ini dipublikasikan, Budi RRI belum memberikan pernyataan resmi. Jejaring Media KBO Babel masih berupaya mendapatkan konfirmasi langsung terkait gejolak di tubuh tim relawan.
Satu hal yang kini pasti: laju politik Budi RRI menuju Pilwako 2025 tengah berada di ujung tanduk.
Tanpa tim, tanpa kepastian partai, dan dengan kepercayaan yang runtuh, pertanyaannya kini bukan apakah ia menang—melainkan apakah ia masih mampu bertahan. (Muhammad Zen/KBO Babel)