DETIKBABEL.COM, PANGKALPINANG — Pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Pangkalpinang nomor urut 3, *Prof. Saparudin dan Dessy Ayutrisna* (Udin–Cece Dessy), kembali turun ke tengah masyarakat dengan blusukan ke *Pasar Kampung Asam*, Kelurahan Asam, Kecamatan Rangkui, Kamis (31/07/2025). Kunjungan ini menjadi bukti nyata komitmen mereka untuk membangun kota dari kebutuhan masyarakat akar rumput.
Di sela keramaian pasar dan hiruk-pikuk transaksi pagi hari, pasangan Udin–Cece menyempatkan diri berdialog langsung dengan para pedagang, terutama *perempuan-perempuan tangguh* yang menjadi tulang punggung ekonomi keluarga. Dari perbincangan itu, mencuat satu keluhan yang senada: *tidak adanya fasilitas toilet umum yang layak* di kawasan pasar.
“Masalah toilet ini bukan cuma soal kebersihan, tapi juga menyangkut *kenyamanan dan martabat kami sebagai perempuan*,” ungkap Yuni (43), pedagang sayur yang telah berjualan selama 12 tahun. Ia menuturkan, untuk ke toilet, para pedagang harus berjalan jauh ke luar pasar, yang jelas menyulitkan, terutama saat jam sibuk.
Menanggapi hal itu, *Cece Dessy* menegaskan bahwa persoalan toilet tidak boleh dipandang remeh. “Toilet bukan sekadar pelengkap, tapi *kebutuhan dasar*. Di ruang publik seperti pasar, negara wajib hadir memastikan itu tersedia. Kami dengar langsung keluhan ini, dan kami akan jadikan sebagai *prioritas pembangunan*, bukan sekadar catatan,” tegasnya.
Sementara itu, *Prof. Saparudin* menyampaikan pandangan bahwa membangun kota dimulai dari keberpihakan terhadap hal-hal kecil yang punya dampak besar. Baginya, pasar tradisional adalah *simbol kehidupan ekonomi rakyat* sekaligus ruang sosial yang tak boleh diabaikan dalam pembangunan kota.
“Pangkalpinang harus menjadi kota yang ramah, manusiawi, dan peduli. Saat ibu-ibu yang menjadi motor ekonomi lokal merasa diperhatikan, maka kita sedang membangun dari pondasi yang benar. Toilet, atap pasar, hingga pengelolaan sampah adalah bagian dari infrastruktur kerakyatan yang harus segera dibenahi,” ujar Prof. Udin.
Kunjungan ini bukan sekadar simbolik. Selain mencatat kebutuhan fasilitas toilet, pasangan Udin–Cece juga mendengarkan aspirasi pedagang terkait *perbaikan atap pasar*, *pengelolaan sampah*, dan *akses permodalan UMKM*. Semua aspirasi itu langsung dicatat oleh tim kampanye untuk ditindaklanjuti dalam *rencana aksi kebijakan* jika mereka dipercaya memimpin Pangkalpinang.
Langkah blusukan ini mencerminkan gaya politik *partisipatif dan humanis* dari pasangan nomor urut 3. Mereka tidak datang dengan retorika, tetapi dengan *telinga yang terbuka dan kaki yang menapak langsung ke lapangan*.
Dengan pendekatan yang membumi dan program yang menyentuh kebutuhan dasar rakyat, Udin–Cece terus memperkuat posisinya sebagai pasangan calon yang *tidak hanya hadir menjelang pemilu*, tetapi benar-benar ingin membangun Pangkalpinang dari *denyut nadi warganya sendiri*. (KBO Babel)