Caption: Ilustrasi Ai
DETIKBABEL.COM, BANGKA BARAT — Tragedi kembali mewarnai aktivitas tambang timah ilegal di perairan Bangka Barat. Seorang warga Desa Cupat, Kecamatan Parittiga, dilaporkan tewas dalam kecelakaan tambang laut saat melakukan penyelaman untuk menambang pasir timah, Sabtu (12/7/2025) sekitar pukul 15.20 WIB.
Informasi yang diperoleh jejaring media KBO Babel menyebutkan, korban tengah bekerja menggunakan metode selam dasar laut—teknik yang dikenal berisiko tinggi namun dianggap lebih cepat menghasilkan timah dibanding ponton Ti jenis tower atau gerbok.
Hingga berita ini diturunkan, jasad korban belum berhasil ditemukan. Proses pencarian masih berlangsung, sementara suasana di sekitar perairan Cupat diliputi duka dan kekhawatiran.
Kegiatan penambangan di laut Cupat sendiri berlangsung dalam situasi yang memprihatinkan. Meski wilayah tersebut berada dalam IUP (Izin Usaha Pertambangan) PT Timah, aktivitas ponton TI Apung, terutama jenis selam, disebutkan tidak mengantongi Surat Perintah Kerja (SPK) resmi dari perusahaan pelat merah tersebut.
Ironisnya, meski PT Timah tidak mengizinkan praktik penambangan dengan metode selam, aktivitas ponton Ti jenis ini justru marak di perairan Cupat.
Minimnya pengawasan dan lemahnya penegakan hukum diduga menjadi celah yang dimanfaatkan pelaku tambang untuk terus beroperasi.
Kegiatan penambangan ilegal di Bangka Barat belakangan ini menjadi sorotan tajam publik, menyusul meningkatnya angka kecelakaan kerja dan kerusakan lingkungan yang ditimbulkannya.
Tragedi yang menimpa warga Cupat kali ini menjadi bukti nyata bahwa keselamatan para penambang acapkali diabaikan demi mengejar hasil timah secara instan.
Pihak Polres Bangka Barat telah dikonfirmasi mengenai insiden ini, namun hingga saat ini belum memberikan pernyataan resmi. Ketiadaan respons cepat dari aparat berwenang semakin memperkuat kekhawatiran masyarakat bahwa keselamatan para pekerja tambang tidak menjadi prioritas dalam sistem pengawasan pertambangan.
Tragedi ini menambah daftar panjang korban tambang di Bangka Belitung, dan memunculkan kembali pertanyaan lama: sampai kapan tambang ilegal akan dibiarkan merenggut nyawa demi kepentingan segelintir pihak?
Masyarakat berharap, kejadian ini dapat menjadi momentum bagi aparat dan pemerintah daerah untuk menertibkan aktivitas tambang laut yang tidak sesuai prosedur, sekaligus memberi perlindungan bagi para pekerja tambang yang selama ini menjadi korban dalam sunyi. (KBO Babel).