Detikbabel.com|Pangkalpinang— Kota Pangkalpinang kini diramaikan oleh belasan billboard bergambar sosok baru yang menyita perhatian warga, Jimmy Yang, seorang profesional berdarah Tionghoa yang menyatakan siap membawa angin segar bagi ibu kota Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Dengan latar belakang pengusaha dan pengalaman membangun jejaring ekonomi, Jimmy Yang hadir menawarkan visi pembangunan inklusif yang bertumpu pada transformasi ekonomi, pelayanan publik modern, dan pemberdayaan generasi muda serta perempuan.

“Pangkalpinang harus keluar dari zona nyaman. Kita butuh tenaga dan pikiran baru, profesional, dan berorientasi masa depan,” ujar Jimmy dalam pernyataan resminya, Jumat (21/6).
Visi Besar untuk Kota Strategis
Jimmy menekankan pentingnya diversifikasi ekonomi, dari ketergantungan terhadap timah ke sektor jasa, pelabuhan, maritim, dan pariwisata. Ia ingin menjadikan Pangkalpinang sebagai motor utama ekonomi Bangka Belitung, bukan sekadar ibukota administratif.
“Saya ingin Pangkalpinang dikenal sebagai kota investasi berskala nasional dan internasional. Kita punya potensi luar biasa yang selama ini belum tergarap maksimal,” tegasnya.
Untuk Semua Kalangan, Tanpa Sekat Etnis
Meski berasal dari komunitas Tionghoa, Jimmy menegaskan perjuangannya bukan untuk satu golongan.
“Saya hadir untuk seluruh warga. Pangkalpinang adalah rumah kita bersama. Saya ingin komunitas Tionghoa, Melayu, Jawa, Bugis, dan semua etnis lainnya bersama-sama jadi pelaku pembangunan,” ujarnya.
Komitmen pluralisme ini tercermin dalam pandangannya terhadap semboyan khas masyarakat Bangka Belitung: “Fan Ngin Thong Ngin Jit Jong”, yang berarti orang Tionghoa dan orang Melayu adalah satu hati. Menurutnya, nilai ini bukan sekadar slogan, melainkan jiwa dari masyarakat Pangkalpinang yang damai, saling menghargai, dan tumbuh bersama dalam keberagaman.
“Slogan ini adalah cermin persatuan yang harus terus kita jaga. Karena kota ini besar justru karena perbedaan yang saling melengkapi,” tambah Jimmy.
Anak Muda dan Perempuan Jadi Prioritas
Dalam platform kebijakannya, Jimmy memprioritaskan akses internet gratis, pusat kreativitas dan startup, pendidikan tinggi unggul, serta gerakan penghijauan kota sebagai bagian dari investasi jangka panjang untuk generasi muda.
“Anak muda harus tinggal di kota yang terkoneksi, produktif, dan hijau,” katanya.
Untuk kaum perempuan, ia menawarkan kebijakan konkret: penguatan PAUD & penitipan anak, pelatihan dan sertifikasi kerja, fasilitas Posyandu dan Rumah Sakit komunitas, serta dukungan khusus untuk UMKM perempuan.
“Perempuan adalah pilar keluarga dan ekonomi. Jika mereka kuat, kota ini akan maju,” lanjutnya.
Birokrasi Pro-Investasi dan Anti Jual Beli Jabatan
Jimmy juga menjanjikan reformasi birokrasi, dengan pendekatan meritokrasi, penataan ASN, dan pemberian remunerasi adil. Ia menolak praktik jual beli jabatan dan ingin menciptakan birokrasi yang melayani, bukan dilayani.
“Pemerintah Kota Pangkalpinang harus berubah dari dalam. Birokrasi harus melayani, bukan dilayani. Ini menyasar kalangan ASN, guru, dan aparat sipil,” tegasnya.
Komitmen Toleransi, Bukan Sekadar Janji
Kiprah Jimmy dalam membangun kerukunan antarumat beragama tidak hanya disampaikan lewat kata-kata, tetapi juga melalui tindakan nyata. Ia menceritakan bahwa dirinya pernah menyumbangkan tanah dan bangunan masjid serta TPA di wilayah Cikampek.
“Bangunan tersebut diresmikan oleh Ayah angkat saya Mayjen Bachrul Ulum, Ketua Lembaga Perguruan Taman Taruna Nusantara (LPTTN)—lembaga pengelola SMA Taruna Nusantara di Magelang. Awalnya diberi nama Masjid Al-Jim’in, yang artinya ‘dari Jimmy’. Namun saya lebih memilih nama Masjid Baiturohim, sebagai wujud ketulusan niat,” jelasnya.
Jimmy juga menambahkan bahwa adik kandungnya adalah seorang Muslim, yang menurutnya menjadi penguat bahwa keberagaman bukan hal yang membuat terpisah, melainkan menyatu.
“Pluralisme bukan ancaman, tapi kekuatan kita. Dan saya akan terus menjaganya,” pungkas Jimmy. (Detikbabel.com/red)