Opini Oleh Muhamad Zen (Sekretaris Rumah Aspirasi Kotak Kosong Kota Pangkalpinang)
PERNYATAAN Ketua DPRD Kota Pangkalpinang, Abang Hertza, SH, MH, yang dengan lantang menolak pemotongan Tunjangan Perbaikan Penghasilan (TPP) ASN dan gaji honorer sesungguhnya tidak lebih dari sekadar “Lip service” yang mengaburkan kenyataan. Wacana pemotongan ini, yang diusulkan terkait relokasi anggaran untuk Pilkada Ulang 2025, tampaknya sengaja dimainkan sejak awal untuk menciptakan rasa takut di kalangan ASN dan honorer. Tujuannya jelas yaitu untuk menekan dukungan pegawai terhadap Kotak Kosong yang telah menjadi simbol perlawanan rakyat.
Strategi Ketakutan untuk Kendalikan Dukungan ASN narasi pemotongan TPP dan gaji honorer yang dihembuskan sebelumnya bukanlah kebetulan. Isu ini diduga kuat sengaja dirancang untuk menakut-nakuti ASN agar mereka tidak mendukung dan memilih Kotak Kosong. Ketika rakyat Pangkalpinang dengan gagah berani menunjukkan keberpihakannya kepada Kotak Kosong, narasi ancaman tersebut seolah dijadikan senjata untuk mempertahankan hegemoni kekuasaan yang kini mulai goyah.
Abang Hertza, yang juga merupakan Ketua Tim Pemenangan Paslon Tunggal Molen-Hakim dalam Pilkada kemarin, gagal membawa kemenangan bagi pasangan yang ia usung. Kekalahan tersebut mencerminkan kebangkitan rakyat Kota Pangkalpinang yang muak dengan dominasi politik yang tidak memberikan pilihan alternatif. Setelah kekalahan tersebut, statemen Abang Hertza yang kini tiba-tiba menentang pemotongan TPP ASN terlihat sebagai langkah defensif yang tidak tulus, hanya untuk meredam potensi perlawanan lebih lanjut dari rakyat.
Pengalihan Isu yang Terbaca oleh Masyarakat Cerdas narasi “pro-rakyat” ini tidak lebih dari pengalihan isu. Dengan mencium gelagat perlawanan dari masyarakat, terutama jika pemotongan TPP benar-benar dilakukan, Abang Hertza dan koleganya segera mengubah posisi untuk terlihat seolah-olah berpihak kepada rakyat. Padahal, masyarakat Kota Pangkalpinang kini sudah semakin cerdas. Mereka tidak mudah terpengaruh oleh manuver politik yang terkesan basa-basi.
Sebaliknya, pernyataan Abang Hertza justru menjadi bahan ejekan. Masyarakat tersenyum geli melihat kepanikan para elite politik yang sebelumnya dengan percaya diri mengusung pasangan calon tunggal. Ketika strategi mereka berbalik menjadi bumerang, narasi “pro-rakyat” mereka pun kehilangan kredibilitas.
Pilkada Pangkalpinang 2024 menjadi bukti nyata bahwa kepercayaan masyarakat terhadap partai politik berada di titik nadir. Dukungan masif terhadap Kotak Kosong bukan sekadar penolakan terhadap pasangan calon tunggal, tetapi juga bentuk perlawanan terhadap sistem politik yang dianggap tidak lagi mencerminkan aspirasi rakyat.
Kini, ketika para elite politik berusaha memperbaiki citra mereka dengan retorika “pro-rakyat,” masyarakat Pangkalpinang justru semakin yakin akan siapa yang sebenarnya mereka hadapi. Klaim mereka sebagai pembela hak ASN dan honorer tidak lebih dari upaya menyelamatkan muka di tengah kian merosotnya kepercayaan rakyat.
Perjuangan rakyat Kota Pangkalpinang melalui dukungan terhadap Kotak Kosong adalah penegasan bahwa suara rakyat tidak bisa dibungkam oleh narasi yang dibangun penguasa. Dukungan ini bukan hanya perlawanan terhadap pasangan calon tunggal, tetapi juga bentuk ketidakpuasan terhadap sistem politik yang semakin jauh dari nilai-nilai demokrasi dan keadilan.
Ketika rakyat menolak untuk tunduk pada tekanan dan ancaman, hal itu menunjukkan bahwa mereka memahami hakikat demokrasi bahwa kekuasaan sejati ada di tangan rakyat. Pilkada 2024 telah membuka mata publik tentang pentingnya keberanian untuk melawan dominasi politik yang mengabaikan aspirasi masyarakat.
Pasca kekalahan pasangan calon tunggal, terlihat jelas bagaimana elite politik, termasuk Abang Hertza, mencoba menyusun ulang narasi untuk menyelamatkan citra mereka. Namun, rakyat tidak lagi mudah dibodohi. Pernyataan-pernyataan yang terkesan membela rakyat kini justru dianggap sebagai bentuk kepanikan.
Pernyataan “tidak setuju pemotongan TPP ASN dan gaji honorer” hanyalah langkah untuk meredam kemarahan yang sudah membara di masyarakat. Terlebih lagi, narasi ini muncul setelah adanya desas-desus yang mereka sendiri sebarkan untuk menciptakan rasa takut. Strategi seperti ini tidak hanya gagal, tetapi juga semakin memperjelas wajah asli para penguasa yang lebih peduli pada kelangsungan kekuasaan dibandingkan kesejahteraan rakyat.
Meskipun masyarakat Pangkalpinang telah menunjukkan kekuatannya, perjuangan ini belum berakhir. Tantangan ke depan adalah memastikan bahwa aspirasi rakyat tetap menjadi pusat pengambilan kebijakan. Dukungan terhadap Kotak Kosong adalah awal, tetapi perubahan nyata membutuhkan langkah lebih lanjut, termasuk menuntut transparansi dalam pengelolaan anggaran, memastikan representasi politik yang benar-benar mengakar pada kebutuhan masyarakat, dan melawan setiap bentuk manipulasi politik yang merugikan rakyat.
Para elite politik yang kini mencoba mendekati rakyat harus terus diawasi dan dimintai pertanggungjawaban. Tidak boleh ada lagi ruang untuk permainan isu atau pengalihan perhatian. Jika mereka benar-benar peduli pada kesejahteraan masyarakat, maka tindakan nyata harus menggantikan retorika kosong.
Pilkada 2024 adalah tonggak awal perubahan, tetapi masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan. Masyarakat Kota Pangkalpinang harus bersatu untuk menjaga momentum ini. Jangan biarkan perjuangan ini diambil alih oleh mereka yang hanya ingin memanfaatkan semangat rakyat untuk kepentingan pribadi atau kelompok.
Gerakan demokrasi yang telah dimulai harus diperkuat, dengan terus melibatkan berbagai elemen masyarakat dalam pengambilan keputusan. Pangkalpinang membutuhkan pemimpin yang benar-benar peduli pada rakyat, bukan mereka yang hanya mencari keuntungan politik.
Kepada para penguasa, termasuk Abang Hertza dan koleganya, ingatlah bahwa rakyat Kota Pangkalpinang sudah bangkit. Mereka tidak akan lagi terpengaruh oleh taktik lama yang mengandalkan ketakutan dan manipulasi. Jika Anda benar-benar ingin melayani rakyat, maka buktikan dengan tindakan, bukan sekadar pernyataan.
Masyarakat Pangkalpinang kini telah cerdas dan berdaya. Mereka tidak akan berhenti memperjuangkan demokrasi yang sejati. Perjuangan melawan hegemoni pasangan calon tunggal adalah bukti nyata bahwa kekuatan rakyat adalah penentu sejati. Pertanyaannya kini adalah, apakah para elite siap untuk berubah, atau mereka akan terus menghadapi gelombang perlawanan rakyat yang semakin besar?
Pernyataan Abang Hertza bukanlah wujud pembelaan sejati terhadap ASN dan tenaga honorer, melainkan langkah terdesak dari seorang politisi yang melihat momentum kekuasaan perlahan terlepas dari genggamannya. Masyarakat Kota Pangkalpinang harus terus kritis, menjaga semangat perjuangan demokrasi, dan tidak terbuai oleh retorika yang hanya bertujuan untuk mempertahankan status quo. Perjuangan ini belum selesai, rakyat telah membuktikan kekuatannya melalui Kotak Kosong, dan kini saatnya memastikan perubahan yang lebih besar.
Catatan Redaksi :
————————————
Apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan atau keberatan dalam penyajian artikel, opini atau pun pemberitaan tersebut diatas, Anda dapat mengirimkan artikel dan atau berita berisi sanggahan atau koreksi kepada redaksi media kami, sebagaimana diatur dalam pasal 1 ayat (11) dan ayat (12) undang-undang No 40 tahun 1999 tentang Pers.
Berita dan atau opini tersebut dapat dikirimkan ke Redaksi media kami melalui email atau nomor whatsapp seperti yang tertera di box Redaksi.